Liputan6.com, Cianjur - Sekitar 300 ton ikan milik petani di Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mendadak mati. Ikan mas, bawal, dan nila yang mati itu berada di dalam keramba apung Jangari di perairan Waduk Cirata, tepatnya di Blok Maleber, Ciputri, dan Jatinengang.
Aep Saepudin (42), salah satu petani ikan blok Jatinenggang, mengatakan, ikan mati sejak tiga hari lalu dan berlangsung hingga saat ini. Dia menduga, ikan mati karena fenomena upwelling atau arus balik, sehingga ikan kekurangan oksigen.
"Sampai hari ini masih ditemukan banyak yang mati," kata Aep, Kamis (28/9/2017).
Advertisement
Menurut Aep, sejak tiga hari terakhir terjadi perubahan suhu secara drastis di kawasan Jangari perairan Waduk Cirata ini. Karena hujan turun di kawasan tersebut, sehingga pada malam terjadi pergerakan arus bawah di dasar setu.
"Amonia di bawah naik, karena panas dingin sehingga ikan kekurangan oksigen ditambah kotoran di dasar air naik dan membawa racun hingga ikan mati," ujar Aep.
Menurut dia, kematian ikan menyebabkan kerugian besar bagi para petani ikan di wilayah itu. Diperkirakan, ikan yang mati sekitar 300 ton dan kerugian yang diderita para petani mencapai Rp 6 miliar.
"Ada sekitar 100 petani yang ikannya mati," kata Aep.Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kejadian Berulang
Sebelumnya, pada bulan lalu, ratusan petani jaring terapung di Waduk Jangari, Kecamatan Mande, merugi hingga ratusan juta rupiah karena ikan yang dibudidayakan mereka mati mendadak. Kematian massal ratusan ton ikan diduga akibat perubahan cuaca.
Akibatnya, petani ikan yang berada di wilayah Blok Patok Besi, Blok Maleber, dan Blok Sangkali di wilayah Kecamatan Cikalongkulon dan Blok Nenggang, serta Blok Ciputri, Kecamatan Mande, tidak dapat menjual ikannya karena jauh di bawah standar.
Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Cianjur, Jawa Barat, mencatat penyebab matinya ratusan ton ikan di Waduk Jangari, Kecamatan Mande, akibat perubahan iklim, virus, dan bakteri.
Kepala Seksi Bina Kesehatan Ikan dan Hewan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Cianjur, Agung Riyanto, mengatakan, penyebaran penyakit pada ikan di wilayah tersebut didominasi bakteri aeromonas hydophila, white spot virus, dan koi herpes virus.
"Penyakit tersebut biasanya timbul karena perubahan iklim dan kondisi air yang sudah tercemar limbah. Untuk mengatasi penyebarannya, dapat dilakukan dengan pemberian vitamin C serbuk yang dicampur pakan ikan agar kondisi ikan sehat kembali," kata dia di Cianjur, Rabu, 30 Agustus 2017, dilansir Antara.
Advertisement