Dokter Mogok Kerja, Pasien RS Regional Sulbar Meninggal Karena Tak Tertangani

Pasien tidak semestinya dijadikan sandera dalam perselisihan internal manajemen rumah sakit, apalagi nyawa menjadi taruhannya.

oleh Sunariyah diperbarui 07 Okt 2017, 07:14 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2017, 07:14 WIB

Liputan6.com, Mamuju - Isak tangis pecah di salah satu ruang rawat inap Rumah Sakit (RS) Regional Sulawesi Barat (Sulbar), Jumat, 6 Oktober 2017. Keluarga itu baru saja kehilangan kerabat mereka lantaran tidak mendapat perawatan yang sangat dibutuhkannya sejak tiba di rumah sakit rujukan itu, tiga hari lalu.

Seperti ditayangkan Liputan6 Pagi SCTV, Sabtu (7/10/2017), sebenarnya keluarga sudah berulang kali 'mengemis' kepada dokter agar mau memberikan pertolongan. Namun hingga pasien mengembuskan napas terakhir, tidak satu pun dokter yang datang.

Meski ada pasien yang meregang nyawa lantaran tidak mendapat penanganan, Ketua Komite Medik RS Regional Sulbar Herpandi Rahim hanya membeberkan alasan mereka tidak memberikan pertolongan. Mereka mogok kerja sepanjang fasilitas penunjang perlengkapan medis dan obat dianggap tidak mendukung.

Pada bagian lain, Komite Medik juga menyampaikan tuntutan agar Direktur RS Regional Sulbar segera mundur. Sebab, dinilai gagal mengelola rumah sakit yang berdampak pada menurunnya kualitas pelayanan kesehatan.

Pasien tidak semestinya dijadikan sandera dalam perselisihan internal manajemen rumah sakit, apalagi nyawa menjadi taruhannya. Sudah saatnya para dokter RS Regional Sulbar menyingkirkan ego, menyelesaikan masalah, dan mengedepankan fungsi rumah sakit.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya