Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Polsek Kelapa Gading tengah mendalami dugaan human error atau kelalaian dari proses penggunaan crane dalam proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Jalan Kelapa Nias, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Crane berkaki tegak pengangkut beton atau Portal Gantry Crane roboh dan menimpa bangunan ruko serta melukai seorang penghuninya.
Kapolsek Kelapa Gading Kompol Arif Fazlurrahman mengatakan, pihaknya telah melakukan olah TKP. Selain itu, penyidik juga memeriksa beberapa saksi robohnya crane itu.
Baca Juga
"Iya ini (kelalaian) kita sedang dalami. Olah TKP dan mengambil keterangan dari pihak-pihak yang beroperasi. Dari PT Wijaya Karya atau Wika, PT Liftindo Putra Perkasa dan PT PJK3 sebagai rekanan safety," kata Arif di kantornya, Jakarta Utara, Selasa 17 Oktober 2017.
Advertisement
Arif menegaskan, pihaknya tengah mendalami Standar Operasional Prosedur (SOP) dari proses uji coba pengangkatan beton sebelum benar-benar diangkat menggunakan crane.
Tujuh saksi yang ada pada saat kejadian masih diperiksa secara maraton. "Masih kita dalami penyebab teknis sehingga terjadinya kegagalan crane dalam mengangkat batu beton yang memang sedang dicoba," ujar Arif.
Dia melanjutkan, dari pemeriksaan sementara, tahapan-tahapan dalam SOP sudah dijalankan.
"Pada umumnya SOP yang sudah atau tahapan yang dilakukan sudah sesuai. Namun untuk dugaan lain sebagainya sedang kita lakukan pendalaman lebih lanjut," kata Arief.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Crane Roboh
Crane itu dilaporkan roboh pada Selasa dini hari tadi sekitar pukul 01.50 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Sementara, kerusakan yang ditimbulkan ada di atap ruko dan sebagian bangunan.
"Tidak ada korban jiwa. Ada korban luka dan sudah dilakukan ke rumah sakit karena kena pecahan kaca. Korban itu karyawan yang bekerja di ruko itu, " jelas Arif.
Bangunan ruko itu diketahui dihuni Doni Cahyadi dan tujuh karyawannya yang menjalankan bisnis dekorasi dengan nama Dream Flavours. Saat kejadian, penghuni rumah tengah beristirahat atau tidur.
"Lagi istirahat terus suara 'brak' dan semuanya turun ke bawah," imbuh Arif.
Advertisement