Darah Tinggi Selamatkan Mumun dari Ledakan Pabrik Kembang Api

Mumun mengaku sangat sedih dan berduka karena hampir seluruh teman-temannya menjadi korban kebakaran gudang kembang api.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 27 Okt 2017, 06:37 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2017, 06:37 WIB
Korban selamat ledakan dan kebakaran pabrik sekaligus gudang kembang api
Korban selamat ledakan dan kebakaran pabrik sekaligus gudang kembang api di Tangerang (Liputan6.com/ Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Tangerang - Seperti tersambar petir pada pagi hari. Itulah yang dirasakan Mumun (40) saat mengetahui tempat kerjanya, pabrik dan gudang kembang api di Kosambi, Kabupaten Tangerang, meledak dan terbakar hebat, Kamis.

Dia menangis tersedu-sedu, sembari menatap kondisi pabrik kembang api yang sudah terbakar habis. "Ya Allah kok jadi begini, ya," katanya sembari menangis, Kamis, 26 Oktober 2017.

Mumun merupakan seorang ibu rumah tangga yang mencoba mencari uang tambahan di pabrik yang baru dua bulan beroperasi itu. Namun, lantaran penyakit darah tinggi yang dideritanya kumat, hal itu membuatnya tidak masuk kerja pada saat kebakaran hebat terjadi.

"Saya awalnya mau masuk, tapi mendadak darah tinggi kumat, jadi dateng pagi cuma izin saja," kata dia.

Malam sebelum kejadian pun, Mumun mengaku sudah mempunyai firasat tidak enak. "Susah tidur, kok seperti ada yang dipikirin, perasaan enggak enak," kata dia.

Mumun mengaku sangat sedih dan berduka karena hampir seluruh teman-temannya menjadi korban kebakaran gudang kembang api. Baik yang menjadi korban luka bakar maupun tewas.

"Saya enggak tahu gimana nasib teman-teman, ya Allah," katanya sembari menangis lagi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Gaji Rp 55 Ribu per Hari

Dalam bekerja, Mumun mengaku dibayar Rp 55 ribu per harinya. Lalu akan dibayarkan permingguan atau seminggu sekali. Sehari-hari, Mumun bekerja di bagian pengemasan kembang api.

"Tugasnya beda-beda, kalau saya ngebungkusin kembang api, teman saya ngepak," kata dia.

Mumun mengaku tertarik bekerja untuk menambah pemasukan keluarga, dia merasa pekerjaan yang dilakukan tidak terlalu berat. Namun, dia mengeluhkan bau bubuk peracik kembang api dan mesin yang beroperasi sering mengganggu pernapasannya.

"Saya pernah bilang ke mandor kerja dari luar, kalau di dalam saya enggak kuat baunya sama suara mesin bikin pusing," katanya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya