Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan pemerintah akan mengutamakan kepentingan rakyat dalam persoalan penyanderaan di Tembagapura, Papua. Hal itu terkait dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang menyandera ratusan warga di sana sejak beberapa waktu lalu.
"(Kita) harus menyelamatkan rakyat, apa pun caranya. Pokoknya kita harus menyelamatkan rakyat ini," tegas JK.
Baca Juga
Menurut JK, Polri dan TNI saat ini tengah menempuh upaya persuasif. Dialog lebih dikedepankan.
Advertisement
Jika cara persuasif menemui jalan buntu, JK menuturkan pemerintah akan menggunakan cara lain. Namun, ia tidak menjelaskan langkah taktis yang akan diambil pemerintah.
"Tapi sekarang ini harus dengan persuasif. Supaya jangan terjadi korban yang banyak," ungkap JK.
Ia mengaku belum tahu persis apa tuntutan KKB yang menyandera masyarakat di Tembagapura. Yang jelas, ia menilai kelompok semacam itu punya kecenderungan untuk melawan pemerintah.
Â
Jadi Tameng
Sementara itu, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyatakan, KKB sengaja membatasi gerak dari warga di Tembagapura, Papua. Hal itu sebagai cara mereka berlindung dari aparat keamanan.
"Modus yang biasa mereka lakukan, biasanya para pendulang (emas) ini dijadikan tameng. Jadi yang tadi dikatakan penyanderaan itu sebetulnya para pendulang yang kemudian dijadikan tameng," tutur Tito.
Dia menjabarkan, mereka yang disebut pendulang merupakan warga yang kesehariannya mengais limbah emas PT Freeport Indonesia yang mengalir di Kali Kabur. Anggota KKB juga sebagian turut serta mendulang emas, bahkan tidak sedikit memeras warga.
"Sebetulnya tidak banyak kelompok ini, paling 20 sampai 25 orang. Senjatanya juga 5 sampai 10 pucuk paling banyak. Tapi mereka menggunakan metode hit and run," jelas Tito.
Menurut Kapolri, permasalahan ekonomi menjadi motif utama dari tindakan teror KKB. Sementara alasan separatis juga turut melatarbelakangi aksi mereka.
"Memang ini permasalahan sosial dari dulu agar sebaiknya tidak ada lagi pendulangan di situ. Tapi masyarakat ini harus dialihkan, dikanalisasi apa mungkin dipekerjakan," Tito menandaskan.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini
Advertisement