Anggota DPRD: Konsep Tanah Abang Agak Aneh, Jalan Dijadikan Pasar

Bestari mengaku belum pernah melihat ada kajian seperti yang dilakukan Anies yang menjadikan jalan umum sebagai tempat berjualan

oleh Anendya Niervana diperbarui 23 Des 2017, 04:05 WIB
Diterbitkan 23 Des 2017, 04:05 WIB
PKL Tanah Abang
Tenda pedagang kaki lima berdiri di Jalan Jati Baru Raya, Jakarta, Jumat (22/12). Terkait penataan PKL, Pemprov DKI Jakarta mulai menutup sepanjang jalan di depan Stasiun Tanah Abang pukul 08.00-18.00 WIB. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Pemprov DKI Jakarta memperkenalkan konsep penataan kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat yang ramah pejalan kaki dan Pedagang Kaki Lima (PKL). Ruas jalan sepanjang 400 meter ditutup dan hanya bisa diakses pejalan kaki dan PKL.

Anggota Komisi D Bidang Pembangunan DPRD DKI Bestari Barus mengatakan, penataan Pasar Tanah Abang tersebut adalah hak Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.

"Itu haknya gubernur. Ya itu gubernur kan sangat ingin memberikan kemudahan bagi warga," kata Bestari saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (22/12/2017).

Namun ia cukup heran dengan cara yang ditempuh Anies itu. Tidak sepantasnya jalan umum dijadikan area berjualan.

"Saya kira agak aneh ya jalan umum dijadikan pasar," ujar Bestari.

Bestari mengaku belum pernah melihat ada kajian seperti yang dilakukan Anies yang menjadikan jalan umum sebagai tempat berjualan.

Ia ingin Anies bisa melakukan kajian lebih lanjut dengan pihak terkait seperti PD Pasar Jaya untuk menemukan solusi yang lebih baik bagi Tanah Abang. Ia juga khawatir langkah yang sama diterapkan di wilayah lain.

"Pasar kita nggak kurang kok kenapa ditumpuk di Tanah Abang?" tanya Bestari. Ia berpendapat, seharusnya semua tempat dikembalikan lagi sesuai fungsinya.

Senyum PKL dapat Tenda Gratis

PKL Tanah Abang
Pedagang berjualan di sepanjang jalan di depan Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Jumat (22/12). Terkait penataan PKL, Pemprov DKI Jakarta mulai menutup sepanjang jalan di depan Stasiun Tanah Abang pukul 08.00-18.00 WIB. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Senyum Sherli (50) terus membingkai wajahnya saat memindahkan barang dagangannya ke tenda merah di depan Stasiun Tanah Abang, pagi ini. Sherli merupakan satu PKL yang beruntung mendapat jatah tenda dari Pemprov DKI.

"Saya dapat tenda nomor 12," ujar Sherli yang menjual baju pakaian pria dan wanita itu.

Sherli mengaku sangat senang bisa menjadi pedagang resmi. Selama ini, dia bersama teman-temannya menduduki trotoar di depan stasiun Tanah Abang Baru.

Kini dengan tenda baru, Sherli mengaku tidak takut lagi terjaring razia oleh Satpol PP. "Biasanya diuber-uber, takut. Sekarang bisa tenang. Senangnya 1.000 kali (lipat)," ucap Sherli.

Warga Kampung Bali itu yakin tidak akan ada penurunan omzet jualan, meski tidak lagi berdagang di trotoar Tanah Abang. Apalagi, saat ini menjelang musim liburan, dia optimistis dagangannya akan ludes diborong pembeli.

"Di sini juga ramai banget kok, pasti laris tetap," kata dia.

Sherli mengaku berterima kasih pada Gubernur Anies Baswedan karena sudah diberikan lapak bagus.

"Terima kasih banyak Pak Gubernur, kami bisa jualan cari rezeki, enggak takut," ucap dia.

Sherli mengatakan, sudah didata oleh Dinas sejak awal bulan lalu. Tadi malam, dia datang ke Kecamatan Tanah Abang untuk mengundi nomor tenda yang akan ia tempati.

"Semalam ambil undian, senang bisa dapat gratis," kata Sherli.

Pedagang Blok G Menjerit

PKL Tanah Abang
Tenda pedagang kaki lima berdiri di Jalan Jati Baru Raya, Jakarta, Jumat (22/12). Terkait penataan PKL, Pemprov DKI Jakarta mulai menutup sepanjang jalan di depan Stasiun Tanah Abang pukul 08.00-18.00 WIB. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Di tengah kegembiraan pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang yang mendapatkan lapak resmi berupa tenda dari Pemprov DKI, para pedagang kios resmi di Pasar Blok G Tanah Abang justru menjerit kecewa.

Salah satu pedagang Blok G, Yeni (52), mengaku bingung bagaimana nasib para pedagang yang berada di kios resmi di dalam blok-blok pasar Tanah Abang.

"Kecewa besar ya, saya merasa gubernur sekarang PKL ditata, yang kita mau dikemanakan Pak Gubernur?" ujar Yeni di Tanah Abang, Jumat (22/12/2017).

Bila PKL diresmikan, Taufik, seorang pedagang Blok G, menyebut dagangan para penjual di toko atau kios otomatis akan sepi.

"Kalau diresmikan PKL-nya, kita tambah sepi. Kita bingung, kita semrawut, ke Blok G akses juga kesulitan," katanya.

Senada dengan Yeni, Taufik juga tidak setuju dengan dilegalkannya PKL di Tanah Abang.

"Kenapa meresmikan? PKL balik lagi ke jalan, kita enggak setuju," ujarnya. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya