Kemhan Akui Perundingan Pembelian Sukhoi dengan Rusia Alot

Kemhan dan Kementerian Perdagangan tengah membahas komoditas yang akan dibarter dengan Rusia.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 29 Des 2017, 20:26 WIB
Diterbitkan 29 Des 2017, 20:26 WIB
Pesawat Tempur Sukhoi Iringi Sertijab Panglima TNI
Penampilan pesawat tempur melintas di atas lokasi serah terima jabatan Panglima TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Sabtu (9/12). Jenderal Gatot Nurmantyo resmi menyerahkan tongkat komando ke Marsekal Hadi Tjahjanto. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Komunikasi (Kapuskom) Kementerian Pertahanan (Kemhan) Brigjen TNI Totok Sugiharto mengatakan, pengadaan 11 pesawat Sukhoi Su-35 masih menunggu kesepakatan imbal dagang dengan pihak produsen.

"Ada dinamikanya, tinggal kita nanti progresnya dengan Rusia, tinggal tanda tangan kontrak saja," kata Totok di Resto Seribu Rasa, Jakarta Pusat, Jumat (29/12/2017).

Dia menjelaskan, situasi saat ini belum memungkinkan terjadinya kesepakatan soal Sukhoi. Karena itu dia meminta setiap pihak untuk bersabar.

"Ya ini kan situasinya, di sana belum, jadi kita tunggu pada saatnya pelaksanaan tanda tangan di Kemenhan. Jadi sabarlah," terang Totok.

Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Ekonomi Bondan Tiara Sofyan menambahkan, alotnya proses pengadaan Sukhoi untuk menggantikan F-5, dikarenakan Kemhan dan Kementerian Perdagangan tengah membahas komoditas yang akan dibarter dengan Rusia.

"Imbal dagang (barter) ini ada di Kemendag. Dalil sudah jelas, tinggal komoditasnya apa?" ujar dia dalam kesempatan yang sama.

Karet dan Ban

Skema Imbal Beli Sukhoi SU-35
Menteri Pertahanan (kiri) Ryamizard Ryacudu bersama Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita berbincang saat konferensi pers di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (22/8). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Sebagai informasi, komoditas yang diinginkan Rusia untuk dibarter dengan pesawat tersebut adalah karet. Namun, Indonesia ingin barter karet tersebut dalam bentuk barang jadi, seperti ban.

"Jadi, kalau Rusia beli karet 100 dolar, value sama tapi edit value beda. Makanya kami memaksa untuk mereka beli produksi yang sudah jadi, bukan mentah, karena itu untuk membangun industri," jelas Tiara.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan, TNI akan membeli 11 pesawat tempur Sukhoi SU-35 untuk memperkuat pertahanan udara nasional. Gatot menyatakan, TNI telah mengirimkan surat kepada Kementerian Pertahanan dengan tembusan Presiden Joko Widodo.

"Dalam rapat terbatas, Presiden RI sudah memerintahkan agar pesawat tempur yang dibeli adalah Pesawat Sukhoi SU-35 yang siap tempur," kata Gatot Nurmantyo di Cijantung, Jakarta Timur, Selasa 31 Oktober 2017.

Dilengkapi Persenjataan

20160817-Atraksi Sukhoi dan F-16 Meriahkan Hut RI ke-71
Enam pesawat tempur Sukhoi dan F-16 milik TNI Angkatan Udara memeriahkan Upacara Peringatan HUT RI ke-71 di Jakarta, Rabu (17/8). Mereka membentuk Arrow Head Formation pada ketinggian 800 kaki. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Panglima mengatakan, pesawat Sukhoi SU-35 yang akan datang sudah sesuai dengan spek yang diajukan oleh KSAU dan sudah siap tempur, antara lain dilengkapi persenjataan air to air missile, air to ground missile, bomb, ground suport equipment, simulator, spare part, termasuk mesin cadangan.

"Apabila Pesawat Sukhoi yang datang tidak sesuai dengan spek yang diminta, saya perintahkan untuk dibatalkan. Kalau diterima berarti saya dan KSAU melaksanakan insubordinasi kepada Presiden," ujar Gatot Nurmantyo.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya