Jokowi Dengar Masukan dari Raja dan Sultan se-Indonesia

Presiden Jokowi mengundang raja dan sultan se-Indonesia di Istana Bogor, Jawa Barat.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 04 Jan 2018, 12:51 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2018, 12:51 WIB
Presiden Jokowi Pimpin Ratas Persiapan Natal dan Tahun Baru
Presiden Joko Widodo berisap mengikuti rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (18/12). Dalam ratas tersebut Jokowi membahas persiapan Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Bogor - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengundang raja dan sultan se-Indonesia di Istana Bogor, Jawa Barat. Dalam pertemuan ini, Jokowi mengaku ingin mendengarkan masukan dari para raja dan sultan, untuk kemajuan Indonesia.

"Saya tidak akan menyampaikan sesuatu. Saya ingin mendengar, masalah-masalah, problem-problem yang ada dari yang saya hormati yang mulia para sultan, raja dan permaisuri," ujar Jokowi saat mengawali sambutannya di Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Kamis (4/1/2018).

Usai dimintai masukan, raja dan sultan yang hadir lalu menyampaikan masukan dan pikiran mereka kepada mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Adapun raja dan sultan yang hadir dalam pertemuan ini, antara lain 20 dari Sumatera, 17 dari Jawa, 3 dari Bali, 5 dari Nusa Tenggara Timur, 4 dari Nusa Tenggara Barat, 10 dari Kalimantan, 18 dari Sulawesi, 9 dari Maluku, dan 2 dari Papua.

Audiensi dimulai pada pukul 10.30 WIB. Para tamu yang hadir tersebut mengenakan baju adat dari masing-masing daerah. Mereka tampak akrab berbincang satu sama lainnya.

Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Efendy mengaku telah berdialog dengan 90 orang pemangku kesultanan dan keraton seluruh nusantara. Dia berjanji akan menampung masukan serta usulan dari para raja dan sultan.

"Tadi malam kami mohon izin telah adakan dialog antara para tamu dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan sudah kami tampung masukan usulan dari beliau-beliau," ujar Muhadjir di Istana Bogor.

"Insyaallah apa yang telah disampaikan kepada kami akan kami tindak lanjuti untuk langkah-langkah berikutnya dalam rangka membangun dan meningkatkan peranan kesultanan tanah dan Keraton," imbuh Muhadjir.

Dalam kesempatan ini, Jokowi didampingi oleh Mendikbud Muhadjir Effendy, Menteri Pariwisata Arief Yahya, dan Kepala Staf Presiden Teten Masduki.

 

Peran Keraton

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menutup Festival Keraton Nusantara ke-11 di Cirebon, Jawa Barat pada Senin malam, 18 September 2017. Dalam sambutannya, Jokowi ingin ke depan keraton di seluruh Indonesia mengambil peran lebih dalam membangun karakter bangsa.

"Sehingga kita memiliki manusia-manusia yang berbudi luhur dan tangguh serta inovatif dan kreatif," kata Jokowi di Taman Gua Sunyaragi, Cirebon, Jawa Barat.

Di sisi lain, Jokowi ingin aset keraton mulai naskah kuno, benda pusaka, karya arsitektur hingga karya seni dijaga dengan baik. Jangan sampai orang Indonesia harus jauh-jauh ke luar negeri untuk melihat peninggalan sejarah bangsa sendiri.

"Jangan sampai kita justru datang ke luar negeri untuk mengapresiasi karya-karya adiluhung tersebut. Ini aset budaya yang harus kita lindungi, jaga, rawat, dan kita kembangkan lagi," imbuh dia.

Saat ini, banyak negara di dunia yang maju sektor pariwisatanya karena mengangkat kekayaan tradisi, narasi, atau cerita daerah. Dan Indonesia memiliki banyak potensi di bidang sejarah tapi kurang terawat. Jokowi ingin ke depan kerja sama baik antara keraton dan pemerintah bisa ditingkatkan.

"Sehingga aset-aset keraton nusantara bisa memberikan kesejahteraan bukan hanya bagi para sultan tetapi juga bagi masyarakat di sekitar keraton dari Sabang sampai Merauke," ujar Jokowi.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya