Waktu Subuh Hampir Habis, Bolehkah Qadha Sholat Qobliyahnya? Ini Kata Ustadz Syafiq Riza Basalamah dan Buya Yahya

Dalam praktiknya, melaksanakan sholat qobliyah Subuh tidak mudah. Jangankan sholat qobliyah, sholat Subuh-nya saja yang fardhu terkadang kesulitan bagi sebagian muslim dengan alasan susah bangun.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 24 Jan 2025, 04:30 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2025, 04:30 WIB
Ustadz Syafiq Riza Basalamah dan Buya Yahya
Ustadz Syafiq Riza Basalamah dan Buya Yahya. (YouTube Tanaashuh dan Buya Yahya)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Sholat qobliyah Subuh termasuk amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan. Orang yang melaksanakan sholat dua rakaat sebelum Subuh akan mendapatkan keutamaan luar biasa.

Dua rakaat sholat sunnah subuh lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya.” (H.R. Muslim)

Namun, dalam praktiknya melaksanakan sholat qobliyah Subuh tidak mudah. Jangankan sholat qobliyah, sholat Subuh-nya saja yang fardhu terkadang kesulitan bagi sebagian muslim dengan alasan susah bangun.

Pertanyaannya, seandainya bangunnya kesiangan dan waktu Subuh hampir habis, apakah harus melaksanakan sholat qobliyah Subuh agar memperoleh keutamaannya? Apakah boleh qadha sholat qobliyah Subuh?

Jika waktu Subuh hampir habis, pendakwah Ustadz Syafiq Riza Basalamah menyarankan agar mengutamakan sholat Subuh. Adapun pelaksanaan sholat qobliyahnya diqadha. Menurutnya, tidak masalah jika sholat qobliyah Subuh dikerjakan di luar waktu Subuh dengan niat qadha. 

“Kondisinya ini waktu syuruq-nya (misal pukul) 5.40. Dia punya waktu (Subuh) dua menit. Maka, dia laksanakan sholat (Subuh) karena dia melaksanakan sholatnya bukan di waktu larangan. Artinya, dia memulai Subuh-nya bukan di waktu larangan,” kata Ustadz Syafiq Riza dikutip dari YouTube Tanaashuh, Kamis (23/1/2025). 

“Maka, dia sholat Subuh, jangan qobliyah Subuh. Kalau masih ada sisa waktu, maka gunakan untuk sholat wajibnya, qobliyahnya nanti diqadha,” sambungnya.

Selain kepada Ustadz Syafiq Riza, pertanyaan serupa juga pernah muncul di kajian Al Bahjah. Simak berikut penjelasan KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya selaaku Pengasuh LPD Al Bahjah.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Penjelasan Buya Yahya

Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya
Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya. (YouTube Al Bahjah TV)... Selengkapnya

Buya Yahya mengatakan, sholat qobliyah Subuh adalah sunnah yang sangat dikukuhkan. Jika muslim bangunnya terlambat dan tidak ada waktu untuk melakukan sunnah, maka tinggalkan yang sunnah dan lakukan yang wajib.

“Setelah sholat Subuh kalau masih ada waktu Anda sholat sunnah saat itu. Sholat sunnah qobliyah Subuh setelah Subuh karena Anda menduga takut habis,” kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Buya Yahya.

Mengakhirkan sholat qobliyah Subuh bisa dilakukan jika sholat berjamaah Subuh telah dimulai. Nantinya, pelaksanaan sholat qobliyah Subuh tidak diqadha karena masih pada waktunya.

“Jadi, qobliyah Subuh dilakukan setelah sholat Subuh karena Anda belum melakukan sebelumnya. Itu pun bukan qadha. Namanya sholat qobliyah subuh di waktunya,” jelas Buya Yahya.

Menurut Buya Yahya, sholat qobliyah juga boleh diqadha. Misalnya, setelah salam ternyata matahari telah terbit. Otomatis waktu Subuh sudah habis. Maka, jika kasusnya seperti ini, sholat qobliyah Subuh boleh dilaksanakan dengan niat qadha agar mendapatkan keutamaannya.

“Sholat qobliyah diqadha karena sudah lewat dari waktunya. Boleh, tapi qadha jangan dijadikan kebiasaan, qadha mencambuk dirimu agar nanti tidak meninggalkan,” ujar Buya Yahya.

Keutamaan Sholat Qobliyah Subuh

arti sholat
arti sholat ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Pertama, melaksanakan sholat qobliyah Subuh sebanyak dua rakaat lebih baik dari dunia dan isinya. Keutamaan ini diriwayatkan oleh Aisyah RA dari Rasulullah SAW dalam HR Muslim dan Tirmidzi.

Aisyah RA meriwayatkan dari Rasulullah SAW, Beliau bersabda, dua rakaat (sebelum) fajar (sholat Subuh) lebih baik (nilainya) dari dunia dan seisinya.”

Mengutip NU Online, Imam Abu Hasan al-Mubarakfuri dalam Mir’ah al-Mafatih Syarah Misykat al-Mashabih menjelaskan bahwa maksud dari sholat fajar dalam hadis tersebut adalah sholat qobliyah Subuh.

“Maksud dari perkataan ‘dua rakaat shalat fajar’ (dalam hadis) adalah sholat sunnah (qobliyah) fajar. Penyebutannya memang masyhur dengan nama ini.” (Abu al-Hasan al-Mubarakfuri, Mir’ah al-Mafatih Syarah Misykat al-Mashabih, juz 4, hal. 137). 

Kedua, orang yang melaksanakan sholat Subuh termasuk golongan yang meneladani Rasulullah SAW. Sebab, sholat dua rakaat sebelum Subuh merupakan ibadah yang rutin dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu diam antara adzannya muadzin hingga sholat Subuh. Sebelum sholat Subuh dimulai, beliau dahului dengan 2 raka’at ringan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Wallahu a'lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya