Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat (24/1/2025). Penguatan bursa saham Asia Pasifik terjadi setelah indeks S&P 500 mencapai level tertinggi pada Kamis, 23 Januari 2025.
Hal ini setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerukan suku bunga lebih rendah dan harga minyak lebih murah.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip CNBC, tingkat inflasi inti Jepang naik ke level tertinggi dalam 16 bulan sebesar 3 persen pada Desember, year on year (YoY), meningkatkan alasan kenaikan suku bunga dari Bank of Japan atau Bank Sentral Jepang.
Advertisement
Selain itu, pengumuman consumer price index (CPI) muncul menjelang pertemuan kebijakan moneter Bank Sentral Jepang pada Jumat pekan ini. Pengamat pasar perkirakan bank sentral akan menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam 17 tahun.
Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,13 persen, dan indeks Topix bertambah 0,35 persen. Indeks Hong Kong di Hang Seng menguat 0,71 persen. Sedangkan indeks CSI300 cenderung mendatang. Indeks Kospi di Korea Selatan menguat 0,64 persen, dan indeks Kosdaq melesat 0,57 persen.
Indeks ASX200 di Australia bertambah 0,39 persen.
Di wall street, tiga indeks saham acuan menguat. Indeks S&P 500 menguat 0,53 persen, dan sentuh level tertinggi intraday ke posisi 6.118,71. Indeks Dow Jones melesat 408,34 poin atau 0,92 persen ke posisi 44.565,07. Indeks Nasdaq mendaki 0,22 persen ke posisi 20.053,68.
Penutupan IHSG pada 23 Januari 2025
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Kamis ini. Gerak bursa saham Indonesia ini berlawanan jika dibandingkan dengan bursa lainnya di kawasan Asia.
Pada Kamis (23/1/2025), IHSG ditutup melemah 24,49 poin atau 0,34 persen ke posisi 7.232,64. Sedangkan indeks LQ45 turun 2,59 poin atau 0,31 persen ke posisi 843,59.
Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya menuliskan bahwa pelaku pasar saham tidak terlalu terpengaruh kekhawatiran tarif Donald Trump, namun demikian pasar juga masih fokus penantian pengumuman konkret tentang rencana tarif Trump, setelah ia mengatakan sedang mempertimbangkan tarif 10 persen pada impor barang China, dan 25 persen untuk meksiko dan Kanada mulai 1 Februari.
Donald Trump juga menjanjikan bea masuk untuk impor Eropa, tanpa merinci lebih lanjut, dimana katalis positif pasar juga ditopang dari sikap Pemerintah China yang mengintensifkan dukungan untuk pasar saham yang sedang berjuang dengan meluncurkan rencana baru yang dipimpin oleh regulator keuangan terkemuka.
Rencana itu mendesak perusahaan-perusahaan asuransi milik negara untuk meningkatkan investasi mereka dalam saham-saham China dan dana-dana ekuitas, sementara juga mendorong reksa dana untuk meningkatkan modal untuk investasi saham.
Kepala China Securities Regulatory Commission (CSRC) Wu Qing menyatakan bahwa rencana tersebut akan menyuntikkan ratusan miliar yuan dalam modal baru setiap tahun. Di sisi lain, pasar juga menunggu hasil rapat kebijakan Bank of Jepang (BOJ) yang digelar hari ini dan besok.
Advertisement
Wall Street Menguat Selama Sepekan
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat, 17 Januari 2025. Tiga indeks acuan mencatat kenaikan mingguan pertama pada tahun baru.
Mengutip CNBC, Sabtu (18/1/2025), indeks Dow Jones melonjak 334,70 poin atau 0,78 persen dan ditutup ke posisi 43.487,83. Indeks S&P 500 menguat 1 persen menajdi 5.996,66. Indeks Nasdaq bertambah 1,51 persen menjadi 19.630,20.
Saham raksasa teknologi juga melambung. Saham Tesla naik 3 persen. Saham produsen chip Nvidia melambung 3,1 persen, sementara saham Alphabet naik lebih dari 1 persen.
Pada pekan ini, indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing naik 3,7 persen dan 2,9 persen. Dua indeks acuan itu membukukan kenaikan mingguan terbesar sejak minggu pemilihan Presiden AS pada November. Sementara itu, indeks Nasdaq naik 2,5 persen pada pekan ini. Kinerja indeks Nasdaq catat pekan terbaik sejak awal Desember.
Keuntungan itu diperoleh setelah investor menerima laporan berturut-turut yang menunjukkan tekanan inflasi agak mereda. Indeks Harga Konsumen Inti naik lebih rendah dari yang diharapkan tahun ke tahun. Indeks Harga Produsen juga alami kenaikan tipis dari yang diantisipasi pada Desember.
Imbal Hasil Obligasi AS
Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun tajam seiring harapan untuk beberapa kali pemotongan suku bunga tahun ini meningkat.
“Data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan awal pekan ini telah membantu menghidupkan kembali narasi goldilocks untuk saham dan kemungkinan mendorong beberapa risiko ulang,” ujar Barclays Strategist, Emmanuel Cau.
Adapun penghasilan yang kuat dari bank-bank besar juga mendorong saham pekan ini. Hal ini seiring saham tersebut mencoba untuk melepaskan diri dari kelesuan saham sejak Desember yang berlanjut hingga awal 2025.
Saham Goldman Sachs dan Citigroup masing-masing naik 12 persen pada pekan ini. Sedangkan saham JPMorgan Chase naik 8 persen.
Investor juga menantikan pekan depan karena Donald Trump akan dilantik sebagai Presiden AS untuk kedua kalinya. Saham melonjak tepat setelah kemenangan pemilu November lalu karena investor bertaruh pada deregulasi dan pajak yang lebih rendah.
Advertisement