Liputan6.com, Jakarta - Pasca surutnya banjir di Jakarta, upaya pembersihan lumpur dan sampah terus dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur, petugas damkar membersihkan jalan berlumpur. Sedangkan sampah banjir yang berhasil diangkut hingga saat ini hampir mencapai 1.600 ton.
Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Kamis (8/2/2018), pembersihan dilakukan karena banyak pengendara roda dua yang terjatuh akibat terpeleset jalan berlumpur pasca banjir. Kondisi lumpur yang telah mengering membuat petugas harus bekerja keras menyemprotkan air.
Rencananya, pihak kecamatan juga akan berkoordinasi dengan petugas terkait untuk membantu membersihkan rumah-rumah warga yang terdampak banjir.
Advertisement
"Setelah kita bantu bersih-bersih di Jalan Jatinegara Barat ini, nanti kita akan menyisir ke permukiman warga yang kemarin tergenang banjir," kata Camat Jatinegara, Nasrudin Abu Bakar.
Upaya pengangkutan sampah banjir juga terus dilakukan Pemprov DKI Jakarta.
Selama dua hari sekitar 1.590 ton sampah yang hanyut di kali Ciliwung dan menyumbat di Pintu Air Manggarai berhasil diangkut. Mayoritas sampah terdiri dari batang pohon yang merupakan sampah dari hulu sungai. Selanjutnya sampah banjir akan dibuang ke TPA Bantar Gebang.
"95% itu adalah pohon-pohon dan bambu, stereofoam dan lainnya yang ada di hulu, mungkin dampak dari longsornya bantaran Sungai Ciliwung pada saat curah hujan tinggi," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Isnawa Adji.
Pasca-banjir, operasional Puskesmas Bidara Cina, Jatinegara, baru akan dibuka dua hari ke depan. Saat ini operasional dipindahkan ke posko pengungsian, dikarenakan banyaknya alat kesehatan dan obat-obatan yang rusak setelah diterjang banjir pada Minggu lalu. Bahkan tembok puskesmas sepanjang 20 meter yang roboh hingga kini masih belum diperbaiki.
Rabu malam, ratusan warga RW 007 Tanjung Lekong dan warga RW 003 Otista, masih mengungsi di Gelanggang Olahraga Otista, Jakarta Timur.
Sekitar 150 kepala keluarga memilih tetap mengungsi karena lokasi rumah mereka yang berada di tepian Sungai Ciliwung, sangat mudah terkena banjir, apalagi saat ini cuaca masih tidak menentu. Warga mengaku akan kembali ke rumah jika kondisi banjir sudah benar-benar surut.