Tak Perlu ke Tanah Suci, Ini Amalan di Pagi Hari Setara Haji dari Ustadz Khalid Basalamah

Meskipun tahun ini belum bisa ke Tanah Suci, umat Islam tetap bisa mendapatkan pahala yang setara haji dan umrah dengan melakukan amalan tertentu. Amalan ini pernah dibagikan oleh pendakwah Ustadz Khalid Basalamah

oleh Muhamad Husni Tamami Diperbarui 25 Apr 2025, 05:30 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2025, 05:30 WIB
mimpi naik haji menurut islam
mimpi naik haji menurut islam ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan ribu jemaah haji asal Indonesia tengah bersiap berangkat ke Tanah Suci. Kementerian Agama (Kemenag) RI telah menjadwalkan pemberangkatan jemaah haji tahun ini yang dimulai awal Mei 2025. 

Seperti tahun-tahun sebelumnya, pemberangkatan jemaah haji Indonesia dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama akan diberangkatkan secara bertahap pada 2-16 Mei 2025 dari Indonesia menuju Madinah. Sedangkan gelombang kedua berangkat pada 17-31 Mei 2025 langsung ke Jeddah.

Tentu menjadi sebuah kebahagiaan bagi muslim yang akan menunaikan ibadah haji tahun 2025 ini di Tanah Suci. Setelah bertahun-tahun lama menunggu, akhirnya Allah panggil untuk melaksanakan Rukun Islam kelima.

Bagi muslim lainnya, besar harapan bisa segera menjadi tamu Allah, entah itu melaksanakan haji maupun umrah. Ziarah ke Baitullah dan makam Rasulullah SAW merupakan impian yang ingin kenyataan.

Meskipun tahun ini belum bisa ke Tanah Suci, umat Islam tetap bisa mendapatkan pahala yang setara haji dan umrah dengan melakukan amalan tertentu. Amalan setara haji dan umrah ini pernah dibagikan oleh pendakwah Ustadz Khalid Basalamah. Simak penjelasannya di halaman berikutnya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Ini Amalannya

cara mengamalkan sholawat 1000x
cara mengamalkan sholawat 1000x ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion... Selengkapnya

Amalan yang dimaksud Ustadz Khalid Basalamah adalah sholat Subuh berjamaah di masjid, berdzikir hingga terbit matahari, lalu menunaikan sholat dua rakaat. Hal ini sebagaimana hadis yang diceritakan oleh Anas ibn Mâlik Radhiyallahu anhu, bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ 

Artinya, “Barangsiapa yang sholat Subuh berjamaah, kemudian ia duduk – dalam riwayat lain: ia menetap di masjid – untuk berdzikir kepada Allâh sampai matahari terbit, kemudian ia sholat dua rakaat, maka ia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna." [HR at-Tirmidzi, II/481 no.586 dan dinilai sebagai hadits hasan oleh Syaikh al-Albâni dalam Silsilah al-Ahâdîtsish Shahîhah, IX/189 no. 3403, dan Misykatul Mashâbîh, I/212 no. 971, dan Shahîhut Targhîb wat Tarhîb, I/111 no. 464]. 

Penjelasan Ustadz Khalid Basalamah

Ustaz Khalid Basalamah
Ustaz Khalid Basalamah.  Foto Instagram... Selengkapnya

Ustadz Khalid Basalamah mengatakan, ibadah haji dan umrah membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit. Bagi yang belum bisa berangkat ke Tanah Suci, maka bisa mengistiqomahkan amalan tersebut.

“Walaupun ibadah umrah sederhana, mungkin 2-3 jam selesai, tapi biayanya , waktunya panjang,  reguler aja kita butuh 8-9 hari karena sekaligus ke Masjid Nabawi, tapi intinya umrah itu butuh biaya, butuh waktu,” kata Ustadz Khalid dikutip dari YouTube Khalid Basalamah Official via DoniS, Jumat (25/4/2025).

Pun dengan haji yang beberapa pekan harus tinggal di Tanah Suci, meskipun ibadah utamanya hanya enam hari dari tanggal 8 hingga 13 Dzulhijjah. “Dari enam hari ini ada dua hari sunnah, tanggal 9 dan 13 Dzulhijjah, tapi kalau mau sempurna hajinya, semuanya dikerjakan,” ujar Ustadz Khalid.

Ustadz Khalid menyampaikan bahwa ibadah haji dan umrah di Tanah Suci membutuhkan upaya, waktu, dan energi. Belum lagi suka dukanya ditambah biaya yang tidak sedikit.

“Tapi subhanallah duduk antara 50 menit sampai 55 menit (kurang sejam), habis sholat Subuh berdzikir kepada Allah SWT (kemudian sholat dua rakaat setelah matahari terbit), mendapatkan lengkap pahala haji dan umrah, itu luar biasa,” tandas Usatdz Khalid.

Niat dan Tata Cara Sholat Isyraq

takbiratul ikharm, awal sholat
Ilustrasi takbiratul ihram (NU Online)... Selengkapnya

Sebagai panduan, berikut tata cara sholat Isyraq yang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sholat pada umumnya.

1. Membaca niat sholat Isyraq

أصلى سنة الإشراق ركعتين لله تعالى 

Ushalli sunnatal isyraqi rak’ataini lillahi ta’ala. 

Artinya, “Aku niat shalat sunnah isyraq dua rakaat karena Allah.”

2. Takbiratul ihram

3. Membaca surah al-Fatihah dilanjutkan salah satu surah dalam Al-Qur’an (Dianjurkan surah Ad-Dhuha)

4. Rukuk

5. Iktidal

6. Sujud pertama

7. Duduk di antara dua sujud

8. Sujud kedua rakaat pertama

9. Berdiri dan mengulang urutan di atas sejak membaca Surah al-Fatihah, salah satu surah dalam Al-Qur’an (dianjurkan surah As-Syarh), hingga sujud kedua

10. Duduk tasyahud

11. Mengucapkan salam, menoleh ke kanan dan kiri.

Doa Sholat Isyraq

Bentuk Amalan Sholeh yang Membantu di Akhirat
Ilustrasi Membaca Doa Credit: shutterstock.com... Selengkapnya

اَللّهُمَّ يَا نُوْرَ النُّوْرِ بِالطُّوْرِ وَكِتَابٍ مَسْطُوْرٍ فِيْ رِقٍّ مَنْشُوْرٍ وَالبَيْتِ المَعْمُوْرِ، أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنِيْ نُوْرًا أَسْتَهْدِيْ بِهِ إِلَيْكَ وَأَدُلُّ بِهِ عَلَيْكَ وَيَصْحَبُنِيْ فِيْ حَيَاتِيْ وَبَعْدَ الْاِنْتِقَالِ مِنْ ظَلاَم مِشْكَاتِيْ، وَأَسْأَلُكَ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا، أَنْ تَجْعَلَ شَمْسَ مَعْرِفَتِكَ مُشْرِقَةً بِيْ لَا يَحْجُبُهَا غَيْمُ الْأَوْهَامِ وَلَا يَعْتَرِيْهَا كُسُوْفُ قَمَرِ الوَاحِدِيَّةِ عِنْدَ التَّمَامِ، بَلْ أَدِمْ لَهَا الْإِشْرَاقَ وَالظُهُوْرَ عَلَى مَمَرِّ الْأَيَّامِ وَالدُّهُوْرِ. وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللهم اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِإِخْوَاِننَا فِي اللهِ أَحْيَاءً وَأَمْوَاتًا أَجْمَعِيْنَ.  

Allâhumma yâ nûrannûri bit thûr wa kitâbim masthûrin fî riqqim mansyûrin wal baitil ma’mur, as-aluka an tarzuqanî nûran astahdî bihi ilaika wa adullu bihi ‘alaika wa yashhabunî fi hayâtî wa ba’dal intiqâli min dhalâmi misykâtî, wa as-aluka bissyamsi wa dhuhâha wa nafsin wa mâ sawwâha, an taj’ala syamsa ma’rifatika musyriqatam bî lâ yahjubuhâ ghaimul auhâmi walâ ya’tarîhâ kusûful qamaril wâhidiyyati ‘indat tamâm, bal adim lahâl Isyraqa wad dhuhûra ‘alâ mamarril ayyâmi wad duhûr. Wa shallillâhumma ‘alâ Sayyidinâ Muhammadin khâtamil anbiyâ-i wal mursalîn. Wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn. Allâhummaghfir lanâ wa liwâlidîna wa li-ikhwâninâ fillâhi ahyâ-an wa amwâtan ajma’în. 

Artinya, “Ya Allah, Wahai Cahayanya Cahaya, dengan wasilah bukit Thur dan Kitab yang ditulis pada lembaran yang terbuka, dan dengan wasilah Baitul Ma'mur, aku memohon padamu atas cahaya yang dapat menunjukkanku kepada-Mu. Cahaya yang dapat mengiringi hidupku dan menerangiku setelah berpindah (ke alam lain; bangkit dari kubur) dari kegelapan liang (kubur) ku.

Aku meminta kepada-Mu dengan wasilah matahari beserta cahayanya di pagi hari, dan dengan jiwa dan kesempurnaannya, agar Engkau menjadikan matahari ma’rifat kepada-Mu yang seperti matahari cerahnya bersinar menerangiku, tidak tertutup oleh mendung-mendung keraguan, tidak pula terlintasi gerhana pada rembulan kemahaesaan di kala purnama. Tapi jadikanlah padanya selalu bersinar dan selalu tampak, seiring berjalannya hari dan tahun.

Berikanlah rahmat ta'dzim Wahai Allah kepada junjungan kami Muhammad, sang pamungkas para nabi dan rasul. Segala Puji hanya milik Allah Tuhan penguasa alam. Ya Allah ampunilah kami, kedua orang tua kami serta kepada saudara-saudara kami seagama seluruhnya, baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal." (Nawawi al-Jawi, Nihâyatuz Zain, halaman 103). 

Wallahu a’lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya