Liputan6.com, Yogyakarta - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif atau akrab disapa Buya Syafii menyesalkan penyerangan yang terjadi di Gereja St Lidwina, Sleman, Yogyakarta. Dia menyebut aksi yang terjadi Minggu pagi itu sebagai tragedi biadab.
"Bukan hanya menyesalkan, tindakan ini sudah biadab. Harus diusut tuntas," ujar Buya Syafii di lokasi kejadian, Minggu (11/2/2018).
Baca Juga
Dia menduga pelaku penyerangan berisial S (16) tidak menjalankan aksinya seorang diri.
Advertisement
"Ada temannya dan harus benar-benar diusut. Harus ditelusuri dicari betul siapa orang ini dan dalang di belakangnya," kata Buya Syafii.
Kapolres Sleman AKBP Firman Lukmanul Hakim mengatakan, penyidik masih menelusuri identitas penyerang jemaah Gereja St Lidwina itu.
Sementara penyerang Gereja St Lidwina tersebut berinisial S warga Banyuwangi, Jawa Timur. Informasi yang dihimpun sementara bahwa pemuda tersebut hidup berpindah-pindah.
"Kita sedang cek," kata Firman.
Penyidik berencana memeriksakan kondisi kejiwaan pelaku usai menjalani perawatan usai dilumpuhkan oleh peluru polisi.
"Kita akan kejar sampai tuntas, setelah pemerikasaan motif belum jangan sampai bicaramotif salah kan persepsi salah," katanya.
Kesaksian Jemaah
Wasiyo, salah satu jemaah Gereja St Lidwina mengisahkan detik-detik penyerangan terjadi. Jemaah yang saat itu tengah khusyuk beribadah dikejutkan dengan seorang jemaah yang masuk ke dalam gereja dengan berlumur darah di kepala.
"Misa itu kan jam 07.50 (wib) dimulai, selang 10 menit itu di luar ada teriakan keras. Lalu salah satu jemaah itu masuk dengan kondisi luka di bagian kepala langsung masuk ke ruang pastor," tutur Wasiyo di lokasi kejadian, Minggu (11/2/2018).
Jemaah anak-anak dan perempuan pun sontak berhamburan ke luar gereja karena panik. Terlebih mereka melihat seorang remaja yang mengamuk menggenggam sebilah pedang.
"Anak anak dan ibu-ibu keluar panik, pelaku itu masuk gereja membawa pedang," tutur Wasiyo.
Warga sekitar yang melihat kondisi panik jemaah Gereja St Lidwina itu langsung berupaya meredam remaja yang mengamuk tersebut.
Namun, karena penyerang menggunakan pedang, warga kesulitan untuk meredam amuk penyerang tersebut. Remaja berpedang itu lantas menyerang Romo Pierre yang saat itu memimpin doa.
"Ya Romo kan sudah tua jadi mungkin kalau melawan juga terbatas gerakannya akhirnya diserang," tutur Wasiyo.
Penyerang itu baru dapat dilumpuhkan beberapa saat setelah polisi tiba di lokasi kejadian. Dia mendengar dua atau tiga tembakan yang diarahkan ke tubuh pelaku.
"Ada suara tembakan juga tadi terdengar lalu dilumpuhkan," ujarnya.
Menurutnya, ini adalah kejadian pertama kali yang terjadi di Gereja St Lidwina.
"Ini pertama kalinya dan kami juga kaget karena kami juga tidak pernah ada masalah," katanya.
Advertisement
Jangan Takut
Wasiyo mengimbau kepada seluruh jemaah Gereja St Lidwina tidak takut menghadapi teror yang terjadi.
"Jangan takut, karena kalau takut tujuan pembuat teror tercapai," ujar Wasiyo.