Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Mulyono mengatakan, pihaknya masih menginvestigasi mengenai kecelakaan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI AD. Tank yang tergelincir dan kapal tenggelam Dalam peristiwa itu dua orang meninggal dunia.
"Bukan kita jadikan persoalan berarti alatnya jelek, belum tentu ya. Semua kita investigasi persoalannya apa masalahnya apa dari permasalahan itulah kita belajar ya," ujar Mulyono usai menghadiri Rakornis TNI AD di Hotel Ciputra Jakarta Barat, Selasa (13/3/2018).
Peristiwa pertama adalah kecelakaan yang terjadi di Sungai Bogowonto, Purworejo, Sabtu 10 Maret 2018. Tank milik Batalyon Infanteri 412/Bharata Eka Sakti Purworejo yang sedang membawa siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tergelincir. Kejadian ini merenggut nyawa Pratu Randy dan Ketua Yayasan TK Ananda, Iswandari.
Advertisement
Kemarin, Senin 13 Maret 2018, kapal motor cepat Kodam Jaya mengalami mati mesin dan tenggelam di Kepulauan Seribu. 65 penumpang yang berada di kapan tersebut selamat. Tidak ada korban jiwa.
Menurut Mulyono, kedua alat tersebut terbilang masih baru, yaitu sekitar 2-3 tahun terakhir. TNI AD, kata Mulyono, tak ingin gegabah mengatakan produk tersebut gagal.
"Ya itulah yang harus dicari kenapa matinya, hasil investigasi nanti. Jadi anda jangan mengatakan itu alat baru kenapa ngguling. Namanya ngguling dia ditaruh di garasi kalau Tuhan bilang ngguling ya ngguling," tutur Mulyono.
Â
Musibah yang Harus Diterima
Menurut Mulyono, insiden tersebut merupakan musibah yang harus diterima. Dia pun terbuka dengan segala masukan positif yang disampaikan untuk TNI AD meski tetap berpegang pada hasil investigasi yang belum selesai.
"Musibah itu kita evaluasi kita cari penyebabnya apa," ucap Mulyono.
Advertisement