Buwas: Indonesia Belum Serius Tangani Narkoba

Buwas menilai belum ada program-program yang dibawahi berbagai kementerian untuk melawan narkoba.

oleh Yunizafira Putri Arifin Widjaja diperbarui 15 Mar 2018, 06:53 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2018, 06:53 WIB
110 Kg Sabu dan 18 Ribu Butir Ekstasi Diamankan BNN
Kepala BNN Budi Waseso menunjukan barang bukti ekstasi saat rilis di Kemenkeu, Jakarta, Rabu (7/1). BNN mengamankan 12 orang tersangka berserta barang bukti sebanyak 110,84 kilogram sabu dan 18.300 butir ekstasi. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso (Buwas) menilai, Indonesia belum serius menangani kasus narkoba. Pemerintah, kata dia, berulang kali menyebut Indonesia darurat narkoba, tapi tak ada langkah penanganan yang terarah.

"Sampai hari ini Indonesia tuh karena belum ada ketegasan, lips service aja" kata Buwas, dalam diskusi di DPP PAN, Jakarta Selatan, Rabu (14/3/2018).

Ia mencontohkan belum ada program-program yang dibawahi berbagai kementerian untuk melawan narkoba. Semangat antinarkoba juga tak masuk di kurikulum di sekolah-sekolah. 

"Tapi dibilang perang, pembantu-pembantu presiden juga acuh, ini masalah bangsa dan negara, bukan BNN, polisi polisi doang," ucap Buwas.  

Padahal, kata Buwas, Indonesia termasuk pangsa pasar terbaik narkoba di dunia. Indonesia juga, lanjutnya, juga menjadi laboratorium percobaan untuk kartel-kartel narkoba.

"40% dari pasar dunia. Jadi percobaan, nih kurang ini kurang ini," katanya sambil mencontohkan.

Selain jadi pangsa pasar dan lab percobaan, Buwas menuturkan, persoalan narkoba sudah benar-benar gawat. 43-45 orang, sebut dia, telah meninggal setiap harinya akibat narkoba.

 

 

Kekuatan Jaringan Narkoba

BNN Gagalkan Penyelundupan 1 Ton Sabu di Batam
Kepala BNN Komjen Budi Waseso dan Asisten Pengamanan (Aspam) Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Muda TNI Suprianto Irawan bersalaman saat gelar barang bukti 1,037 ton sabu di Gedung BNN, Jakarta, Selasa (20/2). (Liputan6.com/Arya Manggala)

Buwas pun bercerita bagaimana daruratnya persoalan narkoba di Indonesia. Kekuatan jaringan narkoba, bukan hanya di kota-kota besar, namun narkoba juga sudah masuk ke berbagai pelosok daerah di Indonesia.

Dari segi umur, jaringan narkoba bukan hanya menyasar ke orang dewasa. Mereka pun menargetkan anak-anak TK menjadi sasarannya.

Para bocah itu, ungkap dia, tidak mengerti ketika mereka sedang diracuni narkoba, yang telah disisipkan lewat warung-warung di sekitarnya.

"Beli teh ditaruh di plastik, dikasih ekstasi dalam jumlah kecil, besok-besok ketagihan, gak beli di warung lain, tapi di warung itu, dia addict, ini fakta bukan main-main," ungkap Buwas.

Menurut mantan Kabareskrim Polri ini, seharusnya pengedar dan bandar narkoba ditembak. Semua pihak yang terlibat narkoba harus ditindak, termasuk jika oknum anggota BNN, TNI, dan Polri terlibat.

"Dibedil aja, selesai. (Karena) itu pengkhianatan (ke) negara itu, (kalau ada) anggota TNI, Polri, BNN (yang terlibat), tembak," tegasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya