Makna Pawai Ogoh-Ogoh Sambut Perayaan Nyepi

Semua cerita mengisahkan peperangan kekuatan baik melawan yang jahat. Ogoh-ogoh yang diarak bermakna menetralisir kekuatan jahat.

oleh Mevi Linawati diperbarui 17 Mar 2018, 08:09 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2018, 08:09 WIB

Liputan6.com, Bali - Sehari menjelang perayaan Nyepi, umat Hindu di Bali melaksanakan pawai ogoh-ogoh seperti yang dilakukan di desa adat Tuban, Badung. Di malam Pengerepukan ini, ada tujuh ogoh-ogoh yang dipentaskan.

Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Sabtu (17/3/2017), setiap ogoh-ogoh memiliki cerita masing-masing yang diambil dari cerita rakyat tradisional. Semua cerita mengisahkan peperangan kekuatan baik melawan yang jahat. Ogoh-ogoh yang diarak bermakna menetralisir kekuatan jahat.

Warga dan wisatawan yang hadir sangat menikmati pawai ogoh-ogoh ini. "Menurut saya, pertunjukkan ini sangat menarik. Menampilkan cerita rakyat melalui patung-patung. Kami sungguh suka, pertunjukkan yang bagus," kata wisatawan asal Ceko, George.

Usai malam Pengerupukan, warga melaksanakan Upacara Saraswati yang kebetulan jatuh bersamaan dengan hari dengan pelaksanaan Hari Raya Nyepi.

Pengurus Desa Tuban melaksanakan Upacara Saraswati pada pukul 04.00 WITA hingga sebelum pukul 06.00 WITA. Mengingat waktu pelaksanaan Catur Brata Penyepian dimulai pada pukul 06.00 WITA hingga 24 jam kemudian.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya