Liputan6.com, Jakarta - Pemprov DKI mengerahkan 400 personel untuk mengangkut tumpukan sampah di Blok Empang Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara. Tim gabungan tersebut berasal dari beberapa satuan kerja, yakni Suku Dinas (Sudin) Lingkungan Hidup (LH) Kepulauan Seribu, Sudin LH Jakarta Utara (Jakut), UPK Badan Air, dan PPSU dari berbagai kecamatan di Jakut.
Menurut Wali Kota Jakarta Utara, Husein Murad, tumpukan sampah berasal dari laut. Benda-benda tersebut terdorong ke daratan akibat fenomena rob, dan terjebak di Blok Empang Muara Angke.
"Sampah-sampah ini terjebak dari air pasang bulan Februari lalu," jelas Husein, Minggu, (18/3/2018).
Advertisement
Ia juga mengakui sebagian kecil sampah itu menumpuk dari tahun 2014. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wagub DKI Jakarta, Sandiaga Uno.
Kegiatan pembersihan sampah dari Blok Empang Muara Angke berada di bawah koordinasi Sudin LH Kepulauan Seribu dan pesisir Jakut. Sampah diangkat dengan alat berat fiber amphibie.
Berbeda dengan kemarin, Sabtu (17 Maret 2018), 19 ton sampah diangkut dengan cara manual. Husein pun yakin pengangkutan dengan menggunakan alat berat akan lebih cepat. Waktu pengerjaan bisa dipersingkat dari target semula sepekan menjadi beberapa hari saja.
Sampah yang tak bisa terurai dibawa ke Bantar Gebang. Sementara sampah yang bisa terurai akan dijadikan media penanaman 10 ribu pohon Mangrove.
"Sampah itu sebagian harus dibuang terutama sampah-sampah plastik, tapi sebagian yang sudah terurai yang bukan sampah plastik berguna menjadi media komunitas ini untuk menanam mangrove," jelas Husein.
Â
Perintah Wakil Gubernur
Masalah sampah di Teluk Jakarta turut menjadi perhatian pemerintah DKI Jakarta. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyatakan, telah memerintahkan Wali Kota Jakarta Utara untuk membantu mengatasi masalah sampah di Teluk Jakarta.
"Saya sudah memerintahkan Pak Wali Kota Jakarta Utara, dan akan menerjunkan tim. Kita berharap juga ada kerjasama dengan lingkungan hidup dan kehutanan," kata Sandiaga Uno saat ditemui di acara Fun Run di Pulo Kambing, Cakung, Jakarta Timur, Sabtu (17/3/2018).
Menurut dia, masalah ini ada kaitannya juga dengan hutan mangrove, sehingga harus dicari bagaimana penanganan ke depannya nanti.
Lebih lanjut Sandiaga mengatakan, dari 2014 ada tumpang tindih berkaitan penanganan sampah di Teluk Jakarta.
"Ada konservasi mangrove, tapi kan sampahnya terkumpul di sana. Jadi nanti kalau kita ada kegiatan, takut mengganggu mangrovenya," ucap Sandi.
Dia pun kemudian mengajak bersama-sama relawan seperti ibu-ibu untuk menangani masalah ini.
"Karena sebagian sampahnya itu sampah rumah tangga. Bisa jadi bernilai ekonomis kan," jelas Sandi.
Advertisement