Rayakan May Day, 150 Ribu Buruh Kepung Istana Hari Ini

Hari Buruh Internasional atau May Day dirayakan hari ini, Selasa (1/5/2018).

oleh Muhammad AliSeptian Deny diperbarui 01 Mei 2018, 06:07 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2018, 06:07 WIB
Massa Buruh Padati Kawasan Patung Kuda-Jakarta- Helmi Fithriansyah-20170501
Massa buruh memadati sebagian ruas Jalan Medan Merdeka Barat saat perayaan hari Buruh Internasional di Kawasan Patung Patung Arjuna Wiwaha, Jakarta, Senin (5/1). Ribuan massa buruh ikut dalam perayaan MayDay 2017. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Hari Buruh Internasional atau May Day dirayakan hari ini, Selasa (1/5/2018). Sebanyak 150 ribu buruh dari DKI Jakarta dan sekitarnya akan menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Negara.

Dalam aksi tersebut, buruh akan menyampaikan sejumlah tuntutan kepada pemerintah. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, ‎unjuk rasa akan diikuti hampir satu juta buruh dari 25 provinsi dan 200 kabupaten kota di seluruh Indonesia.

"Untuk aksi di Istana Negara, Jakarta, ada 150 ribu buruh se-Jabodetabek, Serang, Karawang, Purwakarta," ujar dia di Jakarta, Senin 30 April 2018.

‎Di Jakarta, massa buruh akan berkumpul di depan Patung Kuda dekat Gedung Indosat pukul 10.00 WIB. Setelah itu, peserta aksi akan berjalan kaki (long march) ke Istana Negara. Aksi di depan Istana akan berlangsung hingga pukul 13.00 WIB.

"Jam 13.00 peserta massa aksi akan bergerak ke Istora Senayan untuk merayakan May Day sekaligus deklarasi Calon Presiden RI 2019-2024 yang akan dipilih dan didukung buruh Indonesia," tutur dia.

Menurut Said, selain di Jakarta, aksi unjuk rasa juga akan dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia, seperti Surabaya sebanyak 50 ribu buruh se-Jawa Timur di depan Kantor Gubernur Jawa Timur. Kemudian, di Jawa Tengah, sebanyak 15 ribu menggelar aksi di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah.

‎"Sebanyak 15 ribu buruh se-Kepulauan Riau di depan Kantor Wali Kota Batam, 2 ribu buruh di Aceh, 10 ribu buruh di Sumatera Utara, ribuan buruh di Jawa barat, dan lain-lain yang akan melakukan aksi di depan kantor gubernur masing-masing," kata dia.

Ada tiga tuntutan yang akan disuarakan kaum buruh dalam aksi May Day yang disebut Tritura Plus. Tuntutan tersebut antara lain:

1. Turunkan harga beras, listrik, BBM, dan bangun ketahanan pangan dan ketahanan energi.

2. Tolak upah murah, cabut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan dan menambah item kebutuhan hidup layak (KHL) menjadi 84 item.

3. Tolak tenaga kerja asing (TKA) buruh kasar dari China serta cabut Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 20 Tahun 2018 terkait TKA.

"Plus-nya adalah hapus outsourcing dan pilih Presiden RI 2019 yang proburuh," kata dia.

Ribuan Buruh dari Bekasi

Massa Buruh Padati Kawasan Patung Kuda-Jakarta- Helmi Fithriansyah-20170501
Kibaran bendera organisasi buruh mewarnai aksi perayaan hari Buruh Internasional di Kawasan Patung Patung Arjuna Wiwaha, Jakarta, Senin (5/1). Ribuan massa buruh ikut dalam perayaan Hari Buruh Internasional 2017. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Ribuan buruh dari Bekasi, Jawa Barat, akan bertolak ke Jakarta untuk memperingati hari buruh Internasional atau May Day yang jatuh pada Selasa, 1 Mei besok. Mereka akan menggelar aksi damai bersama dengan serikat pekerja lain dari berbagai daerah.

"Kami sendiri akan mengirimkan 4.500 buruh ke Jakarta untuk bergabung dengan buruh lain di sana," kata Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Bekasi, R Abdullah, saat dihubungi wartawan di Bekasi, Minggu 29 April 2018.

Dia mengatakan, jumlah itu baru perwakilan dari SPSI, belum termasuk serikat pekerja lain. Karena itu, pada May Day diperkirakan jumlah buruh dari Bekasi Raya diperkirakan lebih banyak lagi, mengingat di Bekasi khususnya di Cikarang terdapat kawasan industri terbesar di Asia Tenggara.

"Ada empat tuntutan yang akan kami sampaikan kepada pemerintah," kata dia.

Tuntutan itu antara lain meminta pemerintah meninjau kembali Perpres Nomor 20 Tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing (TKA). Sebab, menurut Abdullah, Perpres ini bisa menambah kendala masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan di negeri sendiri.

"Kami khawatir, perpres ini justru menimbulkan dampak buruk dalam jangka panjang," kata dia.

Selain itu, kata Abdullah, di tengah kesulitan para keluarga buruh atas akses fasilitas kesehatan, buruh akan menuntut kemudahan pelayanan peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Terakhir dalam perayaan May Day itu, buruh masih tetap fokus menolak sistem kerja kontrak dan outsourching.

Aksi akan dilakukan di depan Istana Kepresidenan lalu jalan kaki menuju Kompleks Stadion Gelora Bung Karno (GBK), atau di depan gedung DPR.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya