Usut Kematian 2 Bocah Ikut Pembagian Sembako, Polisi Periksa Video FUI

Dari video itu, polisi akan membandingkan dengan CCTV yang berada di Rumah Sakit Tarakan, Jakarta Pusat.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Mei 2018, 13:32 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2018, 13:32 WIB
Ribuan warga menyambangi Monas dalam kegiatan bagi-bagi sembako
Ribuan warga menyambangi Monas dalam kegiatan bagi-bagi sembako (Liputan6.com/ Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Jakarta - Polisi akan memeriksa video dokumentasi yang dimiliki Forum Untukmu Indonesia (FUI) untuk menyelidiki kasus kematian dua bocah saat bagi-bagi sembako di Monas, Jakarta.

"Hari ini baru mau diambil. Kita juga periksa video dari panitia," ujar Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya Jerry Siagian ketika dihubungi Merdeka.com di Jakarta, Senin (7/5/2018).

Dari video itu, polisi akan membandingkan dengan CCTV yang berada di Rumah Sakit Tarakan, Jakarta Pusat. Rumah sakit itu menangani dua bocah tersebut setelah mengikuti pembagian sembako di Monas.

"Terus nanti akan kita bandingkan dengan yang punya dokter. Nah kita mau bandingkan, si bocah meninggal karena apa," ujar dia.

Saat ini pun, polisi tengah memeriksa Ketua Panitia pembagian sembako Dave Revano Santosa. "Hasilnya belum tahu," kata dia.

 

Reporter: Ronald

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Periksa CCTV Rumah Sakit

Moch Harun Syah/Liputan6.com
Komariyah masih belum percaya anaknya, Rizki Syaputra (10), meninggal saat antre sembako gratis di Monas.

Sebelumnya, Kasubdit unit 1 Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKP Niko Purba menyambangi RSUD Tarakan, Cideng, Jakarta Pusat, Sabtu malam (5/5). Pantauan Merdeka.com, Niko datang bersama penyidik Jatanras sekitar pukul 19.45 WIB dan langsung mengecek ke ruang CCTV pihak keamanan rumah sakit.

Niko mengecek proses masuknya dua anak ke RSUD Tarakan berinisial MJ (12) dan MRS (10) yang meninggal pada kejadian pengambilan sembako di Monas, Sabtu 29 April 2018 lalu.

"Kami ingin melihat CCTV, tidak harus merekam. Kami hanya ingin melihat CCTV saat koban di rumah sakit. untuk menelusuri jam tiba korban dan kapan korban meninggal," ucap di RSUD Tarakan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya