LSI Denny JA Prediksi Gatot Nurmantyo Bisa Dongkrak Suara 3 Parpol Ini

Sampai saat ini, belum ada partai yang terasosiasi dengan Gatot Nurmantyo.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 08 Mei 2018, 21:37 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2018, 21:37 WIB
Zulkifli Hasan Bertemu Gatot Nurmantyo
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo memberikan keterangan seusai bertemu Ketua MPR Zulkifli Hasan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/5). Pertemuan itu untuk membahas situasi menjelang Pilpres 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo menjadi perhatian Lembaga Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA. Dalam hasil penelitian yang dilakukan 28 Maret-5 Mei 2018, Gatot masih belum dikaitkan dengan parpol apa pun.

Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa mengatakan, sebanyak 9,5% menyatakan Gatot NUrmantyo merupakan capres dari gabungan partai. Sedangkan 90,5% memilih tidak tahu atau tidak jawab.

"Sampai sekarang belum ada partai yang terasosiasi dengan Gatot Nurmantyo," ucap Ardian di kantornya, Jakarta, Selasa (8/5/2018).

Meski demikian, dia menuturkan, jika Gatot dicalonkan Demokrat dan PKB, hal ini jelas menaikkan suara partai tersebut.

Diketahui, dalam survei yang dilakukan pihaknya, PKB meraih suara 6,20%. Sedangkan Demokrat 5,80%.

"Dengan mencalonkan Gatot, Demokrat dan PKB akan terdongkrak posisi partainya. Demokrat menjadi 16,50%. Sedangkan PKB menjadi 15,80%," ungkap Ardian.

Bukan hanya PKB dan Demokrat saja. Dia juga menegaskan, jika Gerindra yang meraih suara 14,70%, mencalonkan nama Gatot, elektabiltas partai berlambang burung itu akan naik.

"Suaranya menjadi 19,80%. Disamping mendapatkan dukungan dari pendukung Prabowo, Gerindra juga mendapatkan suara dari pendukung Gatot Nurmantyo," jelasnya.

 

Parpol Berelektabilitas Rendah

Gatot Nurmantyo
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo memberikan keterangan seusai bertemu Ketua MPR Zulkifli Hasan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/5). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dia juga menerangkan, alasan PAN, PPP, PKS, NasDem, serta Perindo masih berada di papan bawah elektabiltasnya. Hal ini karena partai itu tidak terasosiasi kuat dengan capres berelektabilitas tinggi.

"Tidak ada program dari partai-partai tersebut yang dikenal dengan luas. Tapi untuk Perindo yang merupakan partai baru, ini sudah merupakan suatu prestasi," kata Ardian.

Sementara itu, masih kata dia, untuk Hanura yang tak mencapai 1 persen, karena masih terkena isu perpecahan partai. Selain tak terdengar program dan tidak terasosiasi kuat dengan Capres yang juga kuat.

"Untuk PSI, publisitas yang cukup. Tapi melakukan blunder kasus Sunny Tanuwijaya yang membuat PSI ditinggal pemilih antikorupsi," tukasnya.

Untuk PBB, jelas Ardian, tidak hanya cukup dengan publikasi untuk menarik pemilih Islam yang menjadi programnya.

"PKPI, Partai Garuda, dan Partai Berkarya, tidak terdengar kiprahnya," pungkasnya.

Dalam survei ini, PAN meraih suara 2,50%, mengikuti NasDem dan Perindo yang meraih sama yaitu 2,30%. Kemudian PKS 2,20% dan PPP 1,80%. Kemudian, Hanura meraih 0,70%. Disusul PBB 0,40%, Garuda 0,30%, serta PKPI, Berkarya dan PSI 0,10%.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya