Jurus DWP Kemendes PDTT Tangkal Benih Terorisme

DWP Kemendes PDTT prihatin melihat fenomena bom bunuh diri yang melibatkan anak-anak.

oleh Muhammad Ali diperbarui 14 Mei 2018, 08:08 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2018, 08:08 WIB
DWP Kemendes PDTT
DWP Kemendes PDTT gelar seminar parenting di Jakarta. (Isimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kemendes PDTT menggelar seminar tentang peran orang tua dalam membangun pondasi pendidikan anak. Terlebih, perkembangan teknologi informasi yang pesat membuat orang tua harus semakin peka dalam menghadapi tantangan zaman.

Staf Ahli Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) bidang Pengembangan Ekonomi, Ratna Dewi Andriati mengatakan, orang tua harus membentengi anak-anak dari paham-paham radikal.

Hal itu diungkapkan Ratna yang mewakili Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo saat acara Seminar Parenting 'Membentuk Karakter Anak Menghadapi Tantangan Zaman' yang digelar Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendes PDTT di Balai Makarti Muktitama, Jakarta, Senin (14/5/2018).

“Bentengi anak-anak, sampaikan pendidikan yang bagus juga pendidikan akhlak dan agama,” ujar dia.

Dirinya juga mengungkapkan keprihatinannya melihat fenomena bom bunuh diri yang melibatkan anak-anak. Seminar yang digelar hari ini menjadi momentum orang tua agar semakin baik dalam menguatkan pendidikan karakter anak.

"Saya prihatin atas insiden bom bunuh diri yang dilakukan seorang ibu yang membawa anak-anaknya ikut serta. Saya sedih sekali bagaimana seorang ibu mempengaruhi pikiran anak-anaknya untuk ikut serta melakukan tindakan terorisme," lanjutnya.

Ratna mencontohkan pola pendidikan anak yang dilakukan di Jepang dan Korea. Menurutnya, penting bagi keluarga untuk tetap mempertahankan aspek budaya di samping meningkatkan kualitas pendidikan.

"Apakah ibu-ibu bangga dengan guru asing? Boleh, asal kita harus ada landasan,” ujar Ratna.

Sementara itu, pakar parenting dari Indonesia Heritage Foundation, Florence Yulisinta Jusung mengatakan, orang tua adalah arsitek bagi otak anak. Bagian-bagian otak kritis dibentuk pada usia dini. Otak anak seperti spons. Karena itu, orang tua harus mencontohkan perilaku yang baik.

"Solusinya melindungi anak dari bahaya yaitu mengubah lingkungan pengasuhan dan pendidikan. Sebelum mendidik anak dengan penuh cinta, kita dulu yang harus memiliki cinta dan bahagia. Orang tua juga harus melek teknologi," ujar Florence.

Sementara itu Mendes PDTT, Eko Putro Sandjojo, menyesalkan tragedi bom bunuh diri di Surabaya. "Kita sangat mengutuk perbuatan keji, biadab, dan pengecut, membawa anak-anak untuk melakukan bom bunuh diri terhadap orang yang tidak berdosa yang sedang beribadah," ujarnya disela mendampingi Presiden Joko Widodo, dalam acara Rakornas Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Pusat dan Daerah, di JIExpo Jakarta, Senin (14/5).

Menurut Eko, tragedi tersebut upaya untuk memecah belah bangsa kita yang akan menjadi negara maju. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat untuk ikut aktif memantau dan memberikan informasi terkait aktivitas kalangan masyarakat yang terindikasi gerakan teroris.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya