Liputan6.com, Jakarta - Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) akan menggelar sarasehan pada 10-11 Juli 2018 yang bertempat di Hotel JS Luwansa, Kuningan Jakarta Selatan. Saresehan itu mengusung Tema "Merawat Perdamaian dengan Belajar dari Resolusi Konflik dan Damai di Maluku dan Maluku Utara untuk Indonesia yang Bersatu, Berdaulat, Adil dan Makmur" .
Acara ini recananya akan dibuka dengan resmi oleh Menko Polhukam Wiranto mewakili Presiden RI.
Untuk diketahui Wantannas merupakan lembaga yang mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan pembinaan ketahanan nasional guna menjamin pencapaian tujuan dan kepentingan nasional Indonesia.
Advertisement
Saat ini Sesjen Wantannas adalah Letjen TNI Doni Munardo yang pernah menjabat sebagai Pangdam XVI Pattimura mewilayahi Maluku dan Maluku Utara, 2 daerah yang pernah mengalami konflik kemanusiaan pada beberapa tahun silam.
Sarasehan sendiri merupakan pertemuan yang diadakan untuk mendengarkan pendapat atau saran dari seorang ahli/Pelaku peristiwa dalam bidang tertentu untuk memecahkan atau menuntaskan suatu masalah yang terjadi.
Sarasehan yang digagas Wantannas RI, ini untuk dapat mendengar langsung testimoni dari para pelaku lapangan saat konflik komunal terjadi dan melakukan upaya perdamaian dan akhirnya bersatu.
Selain itu, Saresehan Nasional ini juga bertujuan mendiseminasikan proses Resolusi Konflik dan Damai di Maluku dan Maluku utara untuk menjadi pembelajaran pada Propinsi lain di Indonesia, bahkan di dunia internasional.
Sarasehan akan diawali dengan keynote speeker utama tentang Pembelajaran Resolusi Konflik dan Damai di Maluku melalui cerita tentang Perjanjian Malino 2 yang digagas dan akan disampaikan oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.
Hadir pula beberapa menteri/kepala lembaga pada kabinet kerja sebagai pembicara dan terbagi dalam tujuh sesi tema/pokok bahasan serta pembicara lokal lainnya. Di antaranya Menko Kemaritiman Luhut Binsar panjaitan, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Sosial Idrus Marham, Menristekdikti M Nasir, Kapolri Tito Karnavian, Gubernur Lemhanas Agus Widjojo, dan Wantimpres Agum Gumelar.
Diskusi Terbuka
Sarasehan yang berformat diskusi terbuka dalam beberapa panel/sesi diskusi, yang melibatkan sejumlah pemangku kepentingan di Kepulauan Maluku, khususnya para pihak yang pernah terlibat dalam konflik sekaligus menjadi tokoh-tokoh perajut perdamaian, tokoh-tokoh nasional, serta undangan lain dari seluruh Indonesia dan juga negara sahabat.
Dari penyampaian testimoni dan materi yang disampaikan oleh para narasumber tersebut akan dijadikan buku dan dibuat dalam 3 bahasa yakni Indonesia, Inggris, dan Belanda sehingga kiranya dapat menjadi referensi dalam penanganan konflik dan damai.
Panitia pelaksana menargetkan, sekitar 500 orang undangan yang akan hadir dalam kegiatan Sarasehan Nasional tersebut. Di antaranya 100 orang masyarakat Maluku dan Maluku Utara yang terlibat dalam resolusi konflik dan damai, perwakilan dari daerah-daerah yang rawan konflik, pejabat kementerian/Lembaga Pejabat TNI/Polri Perwakilan.
Selain itu, kedutaan besar negara sahabat, pejabat daerah (Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota) Siswa Lembaga Pendidikan Lemhannas RI, Universitas Pertahanan, Sesko TNI, Seskoad Bandung, Seskoal Jakarta, Seskoau Bandung, Sespim Polri Bandung, perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa dan masyarakat umum.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement