Liputan6.com, Jakarta - Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang memberikan selamat kepada sprinter Indonesia, Lalu Muhammad Zohri, yang berhasil merebut emas usai menjadi yang tercepat di nomor 100 meter pada kejuaraan Dunia Atletik (IAAF) U-20 di Tampere, Finlandia, Rabu 1 Juli 2018.
"Selamat kepada Lalu Muhammad Zohri yang merebut emas di IAAF U-20 pada nomor 100 meter di Tampere, Finlandia. Fenomenal," tulis Tuan Guru Bajang atau TGB dalam akun Twitter-nya, Kamis (12/7/2018).
Menurut TGB, Zohri merupakan salah satu atlet Generasi Emas 2025. Dia disiapkan Provinsi NTB untuk menyumbangkan medali emas di Asian Games 2018.
Advertisement
"Zohri merupakan salah satu atlet Generasi Emas 2025 yang disiapkan di Provinsi NTB untuk menyumbangkan energi dan medali emas untuk Asian Games 2018!" ujar TGB.
Zohri mengungguli dua sprinter asal Amerika Serikat, Anthony Schwartz dan Eric Harrison, dengan catatan waktu 10,18 detik.
Kemenangan Zohri ini menjadi sesuatu yang fenomenal bagi Indonesia. Sebelumnya, sejak digelar 32 tahun lalu, prestasi terbaik sprinter Indonesia hanya finis di posisi ke-8 dan itu terjadi pada 1986. Kini rekor itu pecah oleh Zohri, atlet Asian Games berusia 18 tahun.
Pada lomba 100 meter itu, Zohri unggul 0,4 detik dari Schartz dan Harrison. Zohri bisa tampil di kejuaraan dunia atletik setelah menjadi juara di kejuaraan Asia U-20.
Di ajang ini, Zohri sudah menunjukkan tanda-tanda menang dengan menempati posisi dua pada semifinal dengan catatan waktu 10,24 detik atau terpaut 0,05 detik dari Schwartz.
Â
Zohri: Saya Sangat Bangga
Pada saat lomba, pemenang nomor 100 meter seperti bakal diraih duo sprinter Amerika Serikat. Namun Zohri yang berada di jalur paling kanan ternyata bisa finish lebih cepat.
"Saya akan berpesta malam ini. Sekarang, saya akan bersiap untuk menghadapi Asian Games bulan depan. Saya sangat bangga. Ini pengalaman luar biasa dan ini bagus untuk karier saya," ujar Zohri.
Sementara itu, Schwartz mengaku bisa menerima kekalahan dari Zohri. Bahkan, dia mengaku sudah senang karena bisa tampil di final.
"Sudah sampai final saja sudah jadi berkah. Pola latihan saya musim ini berbeda, kurang tenaga. Senang rekan senegara ada di podium juga," katanya.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement