Lalu Muhammad Zohri merupakan sprinter tercepat yang dimiliki Indonesia saat ini. Turun di nomor lari 100 meter putra, Zohri berhasil memecahkan rekor nasional sekaligus memegang rekor lari tercepat se-Asia Tenggara.
Pria kelahiran Lombok, 1 Juli 2000 ini membuat rekor tersebut kala berlaga di Kejuaraan Atletik Asia 2019 yang digelar di Doha, Qatar. Waktu itu, Zohri mencatatkan waktu 10,15 detik di babak semifinal sekaligus mematahkan rekor Suryo Agung Wibowo, sprinter asal Indonesia yang memiliki rekor waktu 10,17 detik di SEA Games Laos 2009.
Menariknya, Zohri kembali mencatatkan rekor anyarnya di babak final pada ajang yang sama. Ia mencatatkan waktu 10,13 detik dan mempertajam rekor nasional serta rekornya di ASEAN pada nomor lari 100 meter putra.
Namun, setahun sebelum rekor ini terjadi, sejatinya Zohri telah mendapat perhatian lebih kala tampil di Kejuaraan Dunia Atletik U-20 2018 di Tampere, Finlandia. Zohri yang saat itu tidak diunggulkan mampu tampil mengejutkan dengan menyabet medali emas di nomor lari 100 meter putra dengan catatan waktu 10,18 detik.
Zohri unggul dari dua sprinter asal Negeri Paman Sam, Anthony Schwartz dan Eric Harrison. Mereka menduduki posisi kedua dengan catatan waktu serupa 10,22 detik. Sementara, urutan ketiga ditempati oleh pelari Afrika Selatan, Thembo Monareng, dengan 10,23 detik.
Atas raihan ciamiknya, Zohri langsung menjadi perbincangan hangat di berbagai belahan dunia. Maklum, Zohri menjadi sprinter pertama asal Indonesia yang mampu meraih medali di ajang tersebut.
Ia juga banjir pujian dari masyarakat Indonesia, sesama atlet, para pejabat, hingga Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Bahkan Jokowi saat itu langsung memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) agar segera merenovasi rumah Zohri yang masih berdindingkan kayu dan bambu.
Tumbuh di Keluarga Sederhana
Zohri kecil sejatinya tak pernah berniat menjadi atlet seperti sekarang. Bukannya ia tak mau, tetapi keterbatasan ekonomi yang dimiliki keluarganya membuat dirinya pasrah terhadap keadaan.
Namun, ketika Zohri melanjutkan pendidikannya ke bangku menengah pertama, ia melihat sebuah kelebihan yang ada dalam dirinya. Ia merasa memiliki bakat sebagai pelari dan mencoba menyalurkan hal tersebut dengan mengikuti beberapa kejuaraan.
Untungnya, SMPN 1 Pemenang, tempat Zohri menimba ilmu turut mendukung penuh bakat yang dimiliki Zohri. Ia juga tercatat beberapa kali mengikuti kompetisi atas nama sekolahnya.
Seiring bertambahnya umur, Zohri mulai aktif mengikuti Kejuaraan Nasional pada kelompok umur. Ia bahkan mampu menembus skuat PON Provinsi Nusa Tenggara Barat dan mencatatkan waktu 10,28 detik ketika berlaga di PON 2017 yang diselenggarakan di Jawa Tengah.
Akhirnya, berkat raihan gemilangnya di ajang PON, Zohri dipanggil masuk ke Pelatnas PB PASI untuk memperkuat Indonesia di ajang internasional. Ajang pertamanya yang ia ikuti adalah Kejuaraan Dunia Remaja di Kenya pada nomor lari 200 meter. Saat itu, Zohri mampu tampil apik dengan mencatatkan waktu 21,96 detik dan membawa pulang medali emas.
Rekor Anyar
Usai tampil apik di Kejuaraan Dunia Atletik U-20 2018 dan Kejuaraan Atletik Asia 2019 Zohri kembali mengukir rekor tercepatnya. Ia berhasil mencatatkan waktu 10,03 detik di nomor lari 100 meter putra pada ajang Golden Grand Prix 2019 yang digelar di Tokyo, Jepang.
Raihan tersebut sekaligus menjadi rekor tercepatnya saat ini dan memperkecil jarak dengan rekor dunia yang dimiliki sprinter Jamaika, Usain Bolt. Bolt diketahui memiliki rekor tercepat 9,58 detik atau terpaut 5,5 detik dari rekor yang dimiliki Zohri.
Meski masih terpaut cukup jauh, tetapi Zohri masih memiliki banyak kesempatan untuk menyusul rekor tersebut. Terlebih usianya saat ini baru menginjak 21 tahun, tentu kesempatan memecahkan rekor dunia masih terbuka lebar bagi dirinya.
Berlaga di Olimpiade Tokyo 2020
Selain membuat rekor anyar di Golden Grand Prix 2019, atas raihan itu Zohri juga berhasil mengamankan tiket untuk berlaga di Olimpiade Tokyo 2020. Zohri diketahui menempati posisi ketiga setelah sprinter Jepang Yoshihide Kiryu yang menempati urutan kedua dengan 10,01 detik dan sprinter Amerika Serikat Justin Gatlin yang menduduki posisi puncak dengan 10,00 detik.
Pada debutnya di ajang olimpiade, Zohri memiliki target untuk finis di bawah 10 detik. Sebab, pesaing di nomor lari 100 meter putra bukanlah atlet sembarangan. Banyak atlet dari berbagai negara mengirimkan sprinter yang memiliki catatan waktu terbaiknya di bawah 10 detik.
Prestasi
- Medali Emas Nomor 100 Meter Putra Kejuaraan Atletik Asia Junior 2018
- Medali Emas Nomor 100 Meter Putra Kejuaraan Dunia Atletik U-20 2018
- Medali Perak Nomor Estafet Putra 4x100 meter Asian Games Jakarta-Palembang 2018
- Medali Emas Nomor 100 Meter Putra Grand Prix Malaysia Open 2019
- Medali Perak Nomor 100 Meter Putra Kejuaraan Atletik Asia 2019
- Medali Perunggu Nomor 100 Meter Putra Golden Grand Prix Tokyo 2019
Berita Terbaru
Fungsi Tulang Tengkorak: Pelindung Vital Otak dan Pembentuk Wajah
6 Kota Ini Punya Sebutan Paling Unik di Dunia, Tertarik Mengunjungi?
Khawatir Dampak PPN 12 Persen, PHRI Minta Pemerintah Kerek Daya Beli
Fungsi Garis Lintang: Penjelasan Lengkap dan Manfaatnya
7 Panduan Mix and Match Model Baju Hijab Kasual yang Nyaman dan Modis untuk Aktivitas Sehari-hari
Fungsi Air Radiator Motor: Komponen Vital untuk Menjaga Suhu Mesin
Kisah UAH Mimpi Bertemu Gus Dur saat Hendak Ajarkan Kitab Karya KH Hasyim Asy'ari, Masya Allah
Sedang Ngetren, Intip 7 Inspirasi Baju Kasual Wanita Korea yang Simpel Namun Tetap Modis
Jakarta Pertamina Hanya Turunkan Tim Putri di PLN Mobile Proliga 2025, Ini Alasannya
Citra Scholastika Ungkap Tradisi Natal di Keluarga, Siap Jadi Sinterklas untuk Para Keponakan
Fungsi Tulang Sanggurdi dan Perannya dalam Pendengaran Manusia
Fungsi Perawat: Peran Penting dalam Pelayanan Kesehatan