Cak Imin Ungkap Alasan Kiai Dorong Dirinya Jadi Cawapres Jokowi

Cak Imin menuturkan alasan dirinya ngotot menjadi cawapres Jokowi.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jul 2018, 06:42 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2018, 06:42 WIB
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin)
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menuturkan alasan dirinya ngotot menjadi cawapres Jokowi. Hal itu, menurutnya, merupakan dorongan para kiai, ulama, dan santri yang disebutnya sebagai keinginan terpendam atau silent hope.

"Ini curhat saja saya sebutnya silent hope atau harapan diam, sebuah endapan aspirasi yang tidak pernah terucapkan, tak pernah tersalurkan. Mereka percaya kepada kami, kepada kiai dan pemimpin-pemimpin nah dengan kita maju seperti begini ini, mereka merasa oh ini bisa kita akses oh ini solusi, itulah silent hope, sekarang menjadi harapan yang terucap," kata Cak Imin saat berpidato di Harlah ke-20 PKB di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Minggu malam (22/7/2018).

Cak Imin menambahkan, kalau harapan yang terendap itu tak disalurkan, khawatir bakal merembes kemana-mana. Warga Nahdlatul Ulama bakal banyak yang tergabung kelompok yang radikal.

"Silent hope ini kalau tak dikelola dengan baik kalau kita tidak salurkan akan menjadi bocoran kemana-mana menjadi air bah, dan saya diingatkan 'Imin warga NU sudah banyak yang terserap-serap dan tersentuh kelompok radikal," kata dia.

"Saya jawab memang itu tidak bisa dipungkiri kalau itu silent hope yang tumbuh di bawah selama belum ada saluran yang bisa terbitkan harapan-harapan diam. Sehingga merembes kemana-mana. Lalu mereka masuk ke sini, masuk ke situ dengan mayoritas Islam ini warga nahdliyin," sambung dia.

Dia mencontohkan banyak terjadi di wilayah Madura. Imin menyebutkan dengan nada bercanda bahwa banyak dari warga NU di sana pindah ke kelompok tertentu karena bisa bersorban dan berjubah.

"Meskipun setelah saya selidiki ada sebabnya. Sebabnya itu di NU boleh pakai sorban jubah kira-kira kalau sudah kiai kabupaten, kalau kiai kecamatan kiai desa sungkan takut pakai jubah nah ini bersorban berjubah agak terhambat di kalangan NU," ucap Cak Imin.

 

Ibarat Alphard

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin)
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selain itu, Cak Imin masih percaya bakal dipinang Joko Widodo sebagai calon wakil presiden. Dengan gamblang, ia menilai pesaing-pesaingnya yang juga dilirik Jokowi.

Seperti Anggota Dewan Pengarah Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD yang menurut Imin seperti mobil mercy. Kata dia, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu, cantik di media sosial, tapi tak mampu menampung banyak suara.

"Pak Mahfud mercy lah, memang ekslusif, cantik di medsos, tapi penumpangnya cuma 4," kata Imin ditemui saat Harlah ke-20 PKB, di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Minggu (22/7).

Dia juga membandingkan dengan wapres Jusuf Kalla (JK), yang kini ramai karena terkait dalam gugatan masa jabatan presiden dan wakil presiden di Mahakamah Konstitusi. Dia menyamakan JK dengan mobil Ferrari.

"JK itu ibaratnya Ferrari, barang mewah pengalamanan luar biasa, segment pembelinya orang top, tapi penumpangannya enggak banyak, Indonesia timur," kata dia.

Sementara, Imin meninggikan dirinya bakal mampu meraup suara lebih besar ketimbang dua pesaingnya. Dia mengibaratkan dengan mobil Alphard yang mampu menampung banyak penumpang karena PKB mewakili suara warga Nahdlatul Ulama.

"Kalo PKB penumpangannya banyak 11 juta NU, ibarat mobil PKB itu Alphard lah mewah juga, tapi isinya banyak," kata dia.

"Maka masa sih Alphard enggak dipilih," imbuhnya.

Sementara itu, Jokowi dalam Harlah PKB ini memberikan sinyal dalam waktu maksimal 2 minggu bakal mengumumkan cawapres. Cak Imin yakin akan terpilih. Dia menuturkan PKB belum mengambil ancang-ancang cabut apabila Jokowi batal memilih dirinya.

"Kami belum menyiapkan skenario, tapi berkomitmen bersama Pak Jokowi," ucap Cak Imin.

Reporter: Ahda Bayhaqi

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya