Polisi Tangkap Remaja Peretas Situs KPU Jabar

Zimia diduga kuat menghack dengan mengubah tampilan (defacing) website yang berisi informasi penting itu.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 01 Agu 2018, 08:16 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2018, 08:16 WIB
Hacker
Ilustrasi Hacker (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Unit IV Subdit 1 Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri mengamankan Zimia (16) alias DW alias My Name Is OX. Zimia diduga telah menjebol atau mengakses secara ilegal website Pusat Pelayanan Informasi dan Dokumentasi (PPID) milik KPU Provinsi Jawa Barat.

Kasubdit 1 Dirtipid Siber Bareskrim Polri Kombes Dani Kustoni mengatakan, Zimia diduga kuat meretas dengan mengubah tampilan (defacing) website yang berisi informasi penting itu. Seperti sarana masyarakat untuk melaporkan dugaan pelanggaran suap terkait pemilu di wilayah Jawa Barat.

"Kita amankan DW pada Rabu 11 Juli kemaren di Bandung. Jadi website itu penting untuk informasi, dokumentasi mengenai kegiatan KPU provinsi. Serta juga untuk menyediakan sarana adanya kejadian pelanggaran," kata Dani di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa, 31 Juli 2018.

Dani melanjutkan, pihaknya juga berhasil mengamankan barang bukti seperti satu unit handphone, satu buah simcard, satu unit micro SD dengan kapasitas 8 gigabyte dan satu unit flashdisk dengan kapasitas 8 gigabyte.

Dani menuturkan, lantaran Zimia masih di bawah umur, pihaknya pun melakukan upaya Diversi dengan melibatkan pihak pelapor bersama-sama Kemensos dan penasihat hukum anak. Diversi adalah upaya pengalihan penyelesaian perkara anak dari proses peradilan pidana di luar peradilan pidana.

Tersangka dikenakan Pasal 46 ayat 1, ayat 2 dan ayat 3 junto Pasal 32 Ayat 1, Pasal 48 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 tahun 2015 tentang perubahan atas Undang-Undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan transaksi elektronik dengan ancaman pidana paling lama 10 tahun atau denda 10 miliar rupiah.

"Penyidikan sesuai perundangan anak. Terkait tuntutan yang diajukan proses diversi akan tetap diusahakan. Meski tuntutan lebih dari tujuh tahun," ujar Dani.

 

 

Retas Ratusan Situs Pemerintah

Hacker
Ilustrasi Hacker (iStockPhoto)

Dani menuturkan, dari pemeriksaan latar belakang, pelaku awalnya hanya ingin mencoba-coba. Pelaku mengaku belajar dari internet. Dugaan dibiayai atau ada aktor dibelakangnya pun didalami. Tapi semua nihil. Pelaku bekerja sendirian.

"Coba-coba aja awalnya. Kita telusuri tidak ada aliran rekening mencurigakan juga. Inisiatif sendiri aja melihat ramai berita Pilkada dia tertantang. Ini anak nongkrong di warnet kesehariannya. Kan kalau bisa ngehack tinggi derajatnya anggapan rekan-rekannya," beber Dani.

Dany mengungkapkan, sekurangnya ada seratusan website yang dikelola swasta maupun pemerintah yang telah diubah tampilannya atau defacing. 

"Ratusan udah ini pelaku situs dalam atu luar negeri. Pengalaman juga dia. Semua belajar otodidak aja," Dany memungkasi. 

Saksikan Video pilihan Berikut Ini: 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya