Novel Baswedan Minta Pimpinan KPK Terbuka soal Kasus Penyerangannya

Penyidik KPK Novel Baswedan menuntut keseriusan pimpinan KPK mengungkap fakta penyerangan air keras terhadapnya pada April 2017.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Agu 2018, 12:02 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2018, 12:02 WIB
Salam Komando Novel Baswedan dan Pimpinan KPK di Hari Pertama Ngantor
Penyidik senior KPK Novel Baswedan (dua kiri) berjabat tangan dengan mantan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto (kanan) di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (27/7). Novel disambut langsung oleh Ketua KPK Agus Rahardjo dan jajarannya. (Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menuntut keseriusan pimpinan KPK mengungkap fakta penyerangan air keras terhadapnya pada April 2017. Hal itu ia ungkapkan selesai mengikuti upacara hari kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia.

Sambil mengenakan topi dan kacamata, Novel juga berharap agar pimpinan KPK serius mengawal kasus penyerangan kepada pegawai KPK. Berulang kali ia mengatakan, permintaan tersebut tidak hanya untuk kepentingan pribadinya melainkan seluruh pegawai KPK dalam menjalankan tugas.

"Dan saya tetap meminta agar pimpinan KPK mau membuka fakta-fakta itu semua agar itu bisa menjadi perlindungan terbaik bagi pegawai KPK atau juga bagi orang-orang yang berjuang dengan pemberantasan korupsi, agar penyerangan itu tidak lagi terjadi di kemudian hari," ujar Novel di gedung KPK, Jakarta Selatan, Jumat (17/8/2018).

Disinggung mengenai pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Novel Baswedan menjawab dilematis. Sebab, berulang kali surat permintaan TGPF dikirimkan ke Presiden melalui Wadah Pegawai KPK, namun tak kunjung ada tanggapan.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Novel Bingung

Setelah satu tahun berlalu, Novel mengaku bingung apakah surat permintaan pembentukan TGPF masih efektif jika kembali dikirim ke Presiden.

"Saya tidak tahu apakah dengan surat itu menjadi efektif atau tidak tapi yang jelas Bapak Presiden saya harapkan beliau benar-benar mau memberikan perhatian dan mendukung pemberantasan korupsi," kata dia.

Diketahui, Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal di dekat rumahnya, Jakarta Utara, seusai melaksanakan ibadah salat Subuh berjamaah. Akibat air keras itu, mata kirinya rusak cukup parah.

Selama satu tahun, Novel jalani perngobatan bolak balik Singapura-Jakarta. Tindakan medis berupa operasi sudah beberapa kali harus ia jalani. Sketsa wajah terduga terlibat dalam penyerangan itu pun sempat disebar oleh Polda Metro Jaya. Meski hingga saat ini hasilnya masih nihil.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya