HEADLINE: Tokoh Muda hingga Jenderal di Bursa Ketua Timses, Siapa Bikin Hoki?

Pilpres 2019 unik, karena pemegang suara didominasi kaum muda, sehingga peran ketua tim kampanye pun krusial untuk melengkapi kekurangan pasangan calon.

oleh Devira PrastiwiRita AyuningtyasIka Defianti diperbarui 07 Sep 2018, 00:01 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2018, 00:01 WIB
Jokowi dan Prabowo
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/1/2015). Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Penetapan calon peserta Pilpres 2019 belum dilakukan KPU, namun perpolitikan Tanah Air sudah gaduh. Setelah tebak-tebakan soal bakal cawapres yang mendampingi Jokowi dan Prabowo Subianto, kini giliran sosok pengatur strategi kampanye yang jadi sorotan. 

Pasangan Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hingga kini belum resmi mengumumkan siapa nama ketua tim kampanye. Meski demikian sejumlah nama mengemuka. 

Siapa yang bakal dipasang di posisi ketua tim sukses dianggap krusial. Sebab, Pilpres 2019 dianggap sebagai pesta demokrasi yang unik.

Sekitar 30 persen pemilih dalam Pilpres 2014 adalah kaum muda. Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat 187 juta penduduk Indonesia berhak memilih tahun depan, dan mayoritas merupakan generasi milenial yang berusia 20-36 tahun.

Jumlah itu membuat suara kaum muda krusial. Tak heran jika kedua pasangan bakal calon peserta Pilpres 2019 berlomba-lomba untuk menggaet hati pemilih muda. Dan itu, bukan perkara gampang. 

Generasi millenial merupakan generasi digital yang hidup di dua dunia, nyata dan maya. Mereka dipercaya tidak dapat dimobilisasi dengan cara apapun. Kampanye konvensional tak bakal mampu merayu kaum muda. Poster dan spanduk bakal dipandang sebelah mata. 

Karena itulah, Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) Sri Budi Eko Wardani berpendapat, peran tim kampanye, terutama sang ketua, sangat penting. 

"Pada pemilu kali ini, 30 persen suara berasal dari pemilih muda yang secara politik mereka belum mapan. Masih sangat labil. Nah, peran tim kampanye inilah dalam menyusun strategi guna mengumpulkan kekuatan yang paling penting. Oleh karena itu, harus dipilih orang yang memiliki kemampuan individual," ujar Sri Budi ketika dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Kamis (6/9/2018).

Sementara ini, nama-nama yang mencuat dalam struktur tim kampanye Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berasal dari berbagai latar belakang. Ada kaum muda, politikus, hingga purnawirawan jenderal.  Pun dengan calon ketua tim kampanye mereka.

 

Infografis Bursa Ketua Timses Pilpres 2019
Infografis Bursa Ketua Timses Pilpres 2019. (Liputan6.com/Triyasni)

Menurut Sri Budi, apapun latar belakang ketua tim kampanye, kualitas diri tetap merupakan faktor paling penting. Misalnya, bagaimana dia membuat event kampanye yang bisa menggaet para simpatisan atau pendukung.

"Strategi off air ke lapangan itu yang penting. Contoh pada Pilpres 2014 lalu, ada Konser 2 Jari yang berhasil memberi perubahan signifikan, mempengaruhi suara pada detik-detik terakhir," kata dia.

Selain, lanjut dia, ketua tim kampanye harus mampu menjalin komunikasi internal, merumuskan janji-janji kampanye yang mengena. Dan, yang kalah penting, ia harus punya akses finansial.

Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya menilai sosok ketua tim kampanye haruslah mengisi kekurangan dari pasangan calon. Agar bisa meraup suara dari segala kalangan.

"Bagaimana kriteria yang representatif bisa menutupi kekurangan pasangan calon. Misalnya Jokowi-Ma'ruf yang dianggap tidak mewakili milenial, maka bisa dicari sosok muda untuk menjadi ketua timses. Sedangkan Prabowo-Sandi, yang dianggap hilang adalah ulama, karena mereka keduanya berasal dari partai. Jadi alangkah lebih baik mewakili sosok ulama untuk menjadi ketua timses," tutur Yunarto kepada Liputan6.com.

Dia juga mengatakan, ketua tim kampanye harus memiliki nama besar sehingga bisa menjadi simbol di tengah masyarakat. Dia pun harus memiliki wibawa, sehingga bisa menjadi pemersatu partai politik yang terlibat.

Terakhir, lanjut dia, alangkah lebih baik tidak berasal dari partai pendukung karena bisa memicu konflik kepentingan. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Jenderal hingga Tokoh Muda

20161031-Presiden Jokowi Temui Prabowo Subianto-Bogor
Presiden Jokowi dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersantai sambil menaiki kuda di halaman kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor, Senin (31/10). Keduanya usai melakukan pertemuan tertutup selama hampir 2 jam. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sampai saat ini, baik kubu Jokowi-Ma'ruf Amin maupun Prabowo-Sandiaga belum meneken surat keputusan tentang ketua tim kampanye. Namun, isyarat tentang identias ketua tim kampanye keduanya, mulai terang.

Jokowi-Ma'ruf Amin disebut telah memilih mantan Ketua INASGOC Erick Thohir sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf.

"Ya saya kira Erick Thohir, kalau enggak salah sudah ditetapkan," ucap Ma'ruf Amin saat hendak meninggalkan Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Rabu 5 September 2018.

Namun, dia tetap meminta masyarakat menunggu hingga pengumuman resmi yang akan disampaikan langsung oleh Jokowi. 

Ma'ruf Amin menilai, sosok Erick Thohir yang merupakan mantan Ketua INASGOC bisa mewakili generasi milenial.

"Menurut saya bagus sekali. Dia kan juga bisa merepresentasikan milenial. Kalau saya kan merepresentasikan kesepuhan," kata Ma'ruf.

Ketua KOI (Komite Olimpiade Indonesia) terpilih Erick Tohir, Saat menghadiri kongres KOI di Gandaria, Jakarta, Sabtu (31/10/2015). (Bola.com / Nicklas Hanoatubun).

Jokowi sendiri menuturkan, tua muda tidak bisa menjadi prioritas dalam berkompetisi.

"Yang paling penting ini ide dan gagasan, bukan muda atau tua. Muda kalau gagasannya jadul gimana. Tua tapi gagasan idenya muda kekinian, ya itu," ucap Jokowi usai membuka acara Young On Top National Conference (YOTNC) di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Sabtu 25 Agustus 2018.

Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq mengaku belum mengetahui kepastian soal nama ketua tim kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin. Dia menjelaskan, para sekjen partai Koalisi Indonesia Kerja belum pernah membahas nama ketua tim kampanye.

Terlebih, hal itu merupakan hak prerogatif Jokowi sebagai calon.

"Untuk ketua ya memang sepenuhnya kepada Pak Jokowi kita serahkan. Tapi saya kira yang paling penting itu faktor leadership. Karena kepemimpinan menjadi penting untuk mengelola sembilan partai dengan ratusan relawan dan tentu dari faktor itu Pak Jokowi akan memberi pertimbangan khusus," tutur Rofiq kepada Liputan6.com.

Koalisi Indonesia Kerja pun tidak mempermasalahkan latar belakang ketua tim kampanye. Sebab, sambung dia, leadership bisa diperoleh pada pribadi siapa saja, tidak peduli ketika dia berasal dari kalangan NGO, pengusaha, militer, dan internal partai.

"Jadi faktor leadership itu paling penting. Itu gimana dia bisa jadi dirigen dari keberagaman mengatur semua SDM, sehingga menjadi kekuatan utuh tak bercerai berai," kata dia.

Sementara, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani menuturkan, petinggi partai mitra koalisi sudah menyepakati Djoko Santoso sebagai ketua tim kampanye nasional Prabowo-Sandi. Ia menjelaskan, persetujuan itu disampaikan dalam pertemuan empat mata.

 

Mantan KSAD Jenderal (Purn) Djoko Santoso. (Merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Namun, surat keputusan penunjukan ketua tim kampanye belum diteken.

"Tapi sudah disepakati. Pak SBY (Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono) sudah setuju, Habib Salim (Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri) sudah setuju, Pak Zulkifli Hasan (Ketua Umum PAN) juga," kata Muzani di depan kediaman Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara Nomor 4, Jakarta Selatan, Senin 27 Agustus 2018.

Wakil Sekjen Partai Gerindra Ahmad Riza Patria percaya, mantan Panglima TNI itu memiliki integritas dan kompetensi untuk memenangkan Prabowo-Sandiaga.

"Iya alasan pertama Pak Djoko ini kan punya integritas dan kompetensi, terus punya jaringan dan kemampuan yang telah terbukti sebagai mantan Panglima TNI di masa Pak SBY. Jadi ikut serta dalam menyinergikan lah," ujar Riza kepada Liputan6.com.

Dia juga menilai kemampuan Djoko dalam mengelola prajurit, perlengkapan, logistik, dan membangun komunikasi sudah teruji. Dia juga paham dengan kondisi bangsa dan partai.

Gerindra pun tidak meragukan kemampuannya dalam menggaet anak muda. Juga pemilih perempuan.

 

Bukan Jonatan Christie

Potret Jokowi - Prabowo Peluk Atlet Silat Peraih Emas Asian Games 2018
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kanan) dan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Prabowo Subianto (kiri) berbincang saat akan menyaksikan pencak silat Asian Games 2018 di Jakarta, Rabu (29/8). (Liputan6.com/HO/Biro Pers Setpres)

Setelah Gerindra dan koalisi pendukung Prabowo-Sandiaga sepakat mengusung Djoko Santoso sebagai ketua tim kampanye,  Jokowi dijadwalkan akan mengumumkan nama ketua timsesnya Jumat (7/9/2018) sore ini.

Banyak spekulasi tentang calon ketua tim kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin. Beberapa nama yang dikenal masyarakat, masuk ke bursa tersebut. Ada pengusaha Erick Tohir, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, begitu juga presenter televisi Najwa Shihab.

Presenter Najwa Shihab saat menjadi pembicara dalam acara XYZ DAY 2018 di The Hall Senayan City, Jakarta, Rabu (25/4). XYZ Day merupakan sebuah konferensi inspirasi multigenerasi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Erick sendiri enggan berkomentar terkait hal itu. Dia tidak mau berandai-andai terpilih sebagai ketua tim kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Saya belum ada hal itu, jadi no comment," kata Erick Thohir di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis 30 Agustus 2018.

Sedangkan, Moedoko mengaku siap jika ditunjuk sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan bakal capres-cawapres Jokowi dan Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. 

"Ya siap saja dong, namanya tugas. Prajurit siap. Gitu saja," ujar Moeldoko di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 5 September 2018.

Kepala Staf Presiden RI, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Menurut dia, semua orang memiliki kesempatan yang sama menjadi ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, termasuk dirinya dan Erick Tohir.

"Ya semua punya kesempatan yang samalah peluang. Banyak anak muda yang diorbitkan ya," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy mengatakan nama pengusaha Chairul Tanjung atau CT pun masuk dalam penjaringan ketua tim kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin. 

"Pak Erick salah satu nama yang diperbincangkan termasuk Pak Chairul Tanjung," kata Romy di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu 5 September 2018.

Konferensi pers ini guna mengklarifikasi sejumlah pemberitaan mengenai pengunduran diri Karen Agustiawan sebagai Direktur Utama PT Pertamina. (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Menurut Romy, CT bisa berkomunikasi dengan seluruh partai politik (parpol) koalisi Jokowi. Selain itu, CT merupakan pengusaha nasional yang sukses.

"Dan CT terbukti tidak pernah ada barrier. Ketika bulan Ramadan kemarin beliau menggelar acara buka bersama saja yang hadir menteri kabinet Pak Jokowi. Jadi beliau tidak memiliki barrier psikologis dengan siapa pun," sambungnya.

Sekretaris Jenderal Perindo Ahmad Rofiq menjelaskan, Jokowi sangat tertarik mencari figur muda sebagai kandidat ketua timses. Menurutnya, figur muda itu harus berprestasi dan merepresentasikan kalangan milenial.

"Karena milenial ini kan cukup besar sekali. Harus diberi kepercayaan diri bahwa dengan kekuatan tim yang Pak Jokowi miliki akan lebih banyak berkarya untuk kepentingan milenial," tutur dia beberapa waktu lalu.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan ketua tim pemenangan Jokowi memiliki sejumlah kriteria, salah satunya good looking.

"Kriterianya good looking, enak dilihat, komunikatif, gampang diterima, bisa memimpin organisasi," jelas Pramono di kantornya, Rabu 29 Agustus 2018.

Pramono juga tidak membantah jika kriteria itu cocok dengan figur Ketua Panitia Asian Games 2018 yang juga pengusaha Erick Tohir. Namun, dia juga tidak membenarkan.

"Yang jelas pokoknya bukan seperti Jojo (Jonatan Christie, penyabet medali emas nomor perseorangan putra bulu tangkis Asian Games 2018)," ujar dia.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya