Napi Kabur Saat Gempa Palu Diberi Waktu Sepekan untuk Lapor

Para tahanan dan narapidana kabur saat gempa dan tsunami melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 01 Okt 2018, 15:33 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2018, 15:33 WIB
Direktur Jenderal Pemasyarakatan Sri Puguh Budi Utami.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan Sri Puguh Budi Utami. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)

Liputan6.com, Jakarta - Para tahanan dan narapidana kabur saat gempa dan tsunami melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia  (Ditjen Pas Kemenkumham) memberi waktu sepekan bagi para napi dan tahanan untuk melaporkan diri.

Tercatat ada 1.425 warga binaan yang kabur saat gempa dan tsunami terjadi pada Jumat, 28 September petang lalu. Ditjen Pas sendiri telah membentuk satuan tugas (satgas) untuk mencari mereka yang kabur.

"Kami mencoba membuka posko di Rutan, Lapas Palu untuk sekaligus mendata. Karena sampai dengan kemarin hari Minggu ada keluarganya yang melaporkan kepada kami bahwa warga binaan ada di rumah," ujar Direktur Jenderal Pemasyarakatan Sri Puguh Budi Utami di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (1/10/2018).

Sri memberikan waktu selama sepekan kepada warga binaan yang kabur saat gempa untuk segera melapor ke posko yang dibentuk Ditjen Pas, terhitung mulai Sabtu 29 September 2018. Selebihnya, Ditjen Pas bekerja sama dengan Polri akan melakukan pencarian.

"Setelah seminggu tentunya, teman-teman yang kami bentuk di dalam satgas, tak hanya dari pusat, kebetulan ada dari Sulsel yang akan memberikan bantuan akan melakukan pencarian. Data (warga binaan) lengkap ada di kami," kata Sri.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Trauma

Ilustrasi Napi di Penjara
Ilustrasi Napi di Penjara

Kelonggaran tersebut diberikan lantaran warga binaan masih mengalami trauma yang cukup berat pascagempa dan tsunami. Apalagi tak sedikit yang keluarganya turut menjadi korban dalam bencana tersebut.

Sri juga memerintahkan anak buahnya untuk memanfaatkan rumah dinas untuk menampung sementara warga binaan yang masih bertahan atau yang sudah kembali. Sebab, beberapa bangunan rutan dan lapas yang terdampak gempa rusak.

"Sekarang sedang terus kami lakukan komunikasi jajaran kami yang betugas di sana menghubungi keluarga-keluarganya sesuai alamat-alamat yang ada untuk segera kembali," ucap Sri.

Sebelumnya, ribuan warga binaan kabur saat gempa dan tsunami terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Setidaknya ada delapan rutan dan lapas yang terdampak bencana pada Jumat petang lalu.

Sementara tercatat ada 1.425 warga binaan yang kabur. Petugas sendiri saat ini tengah menelusuri keberadaan mereka dan melakukan pemulihan kondisi lapas dan rutan yang terdampak bencana.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya