Liputan6.com, Jakarta - Para tahanan dan narapidana kabur saat gempa dan tsunami melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Ditjen Pas Kemenkumham) memberi waktu sepekan bagi para napi dan tahanan untuk melaporkan diri.
Tercatat ada 1.425 warga binaan yang kabur saat gempa dan tsunami terjadi pada Jumat, 28 September petang lalu. Ditjen Pas sendiri telah membentuk satuan tugas (satgas) untuk mencari mereka yang kabur.
"Kami mencoba membuka posko di Rutan, Lapas Palu untuk sekaligus mendata. Karena sampai dengan kemarin hari Minggu ada keluarganya yang melaporkan kepada kami bahwa warga binaan ada di rumah," ujar Direktur Jenderal Pemasyarakatan Sri Puguh Budi Utami di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (1/10/2018).
Advertisement
Sri memberikan waktu selama sepekan kepada warga binaan yang kabur saat gempa untuk segera melapor ke posko yang dibentuk Ditjen Pas, terhitung mulai Sabtu 29 September 2018. Selebihnya, Ditjen Pas bekerja sama dengan Polri akan melakukan pencarian.
"Setelah seminggu tentunya, teman-teman yang kami bentuk di dalam satgas, tak hanya dari pusat, kebetulan ada dari Sulsel yang akan memberikan bantuan akan melakukan pencarian. Data (warga binaan) lengkap ada di kami," kata Sri.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Trauma
Kelonggaran tersebut diberikan lantaran warga binaan masih mengalami trauma yang cukup berat pascagempa dan tsunami. Apalagi tak sedikit yang keluarganya turut menjadi korban dalam bencana tersebut.
Sri juga memerintahkan anak buahnya untuk memanfaatkan rumah dinas untuk menampung sementara warga binaan yang masih bertahan atau yang sudah kembali. Sebab, beberapa bangunan rutan dan lapas yang terdampak gempa rusak.
"Sekarang sedang terus kami lakukan komunikasi jajaran kami yang betugas di sana menghubungi keluarga-keluarganya sesuai alamat-alamat yang ada untuk segera kembali," ucap Sri.
Sebelumnya, ribuan warga binaan kabur saat gempa dan tsunami terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Setidaknya ada delapan rutan dan lapas yang terdampak bencana pada Jumat petang lalu.
Sementara tercatat ada 1.425 warga binaan yang kabur. Petugas sendiri saat ini tengah menelusuri keberadaan mereka dan melakukan pemulihan kondisi lapas dan rutan yang terdampak bencana.
Advertisement