Kisah Abdul Halim, Si Pelari Cepat dalam Gelap di Asian Para Games 2018

Abdul Halim adalah difabel tunanetra yang merupakan salah satu atlet andalan Timnas Indonesia dalam cabang atletik nomor lari 100 dan 200 meter putra Asian Para Games 2018.

oleh Maria Flora diperbarui 08 Okt 2018, 14:33 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2018, 14:33 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu atlet andalan Indonesia yang akan berjuang meraih medali Asian Para Games 2018 di cabang lari cepat atletik adalah Abdul Halim.

Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Senin (8/10/2018), Abdul Halim adalah penyandang tunanetra dalam cabang atletik nomor lari 100 dan 200 meter putra Asian Para Games 2018.

 

Bersama rekan-rekan atlet lainnya, Abdul Halim setiap hari menjalani latihan rutin di Stadion Sriwedari, Solo. Abdul terlahir dengan mata yang normal. Penglihatannya perlahan menghilang di usia 15 tahun.

Saat itu ablasio retina menyerang matanya dan membuatnya menjadi buta. Frustrasi, emosi dan perasaan terpuruk sempat ia alami. Bekerja sebagai tukang pijat pun sempat dilakoni untuk menyambung hidup.

Perkenalannya dengan atletik membuatnya kembali bangkit dan memperoleh rasa percaya diri yang sempat hilang. Prestasi demi prestasi diraih dari ajang nasional hingga internasional.

Lahir di Medan, Sumatera Utara, 33 tahun lalu, kini Abdul Halim menjalani keseharian sebagai atlet penyandang disabilitas profesional di Bandung, Jawa Barat.

Berlari cepat dengan kondisi tidak melihat tentu memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Kondisi ini justru menjadi tantangan bagi Abdul Halim untuk terus berlatih dan mencapai catatan waktu terbaiknya.

Hidup cuma sekali dan harus menjadi berarti. Inilah harapan Abdul Halim sang pelari cepat dalam gelap. (Muhammad Gustirha Yunas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya