Basarnas Temukan Titik Terang Keberadaan Badan Pesawat Lion Air JT 610

Pesawat Lion Air JT 610 tujuan Pangkalpinang jatuh pada Senin 29 Oktober sekitar pukul 06.33 WIB.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Okt 2018, 10:39 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2018, 10:39 WIB
Boeing 737 MAX-8 pertama di Indonesia yang dioperasikan oleh Lion Air.
Boeing 737 MAX-8 pertama di Indonesia yang dioperasikan oleh Lion Air.

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memastikan, Tim SAR gabungan sudah menemui titik terang keberadaan badan pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Pesawat tujuan Pangkalpinang itu jatuh pada Senin 29 Oktober sekitar pukul 06.33 WIB.

"Pagi hari ini saya mendapatkan penjelasan dari Kabasarnas tentang titik terang adanya dugaan kuat adalah bagian dari fuselage JT 610 itu sudah ditentukan koordinatnya. Namun, belum diyakinkan bahwa itu adalah bagian dari fuselage (badan pesawat) dari JT 610," kata Hadi di JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (31/10/2018).

Oleh karena itu, tim yang menggunakan KRI Rigel langsung memfokuskan pencarian di titik koordinat tersebut. Hal itu untuk memastikan apakah itu merupakan badan pesawat Lion Air JT 610.

Ia pun saat ini sedang melakukan peninjauan langsung ke Tanjung Karawang, untuk memastikan titik yang dimaksudkan Kepala Basarnas Marsekal Madya M Syaugi.

"Dan saat ini saya dengan Kabasarnas dan pangarmada I untuk melaksanakan peninjauan langsung di lapangan. Mudah-mudahan itu benar bahwa satu bagian dari bodi pesawat (Lion Air) yang kita cari," ungkapnya.

"Yang jelas adalah KRI Rigel yang memiliki kemampuan aeroki, termasuk kapal-kapal hidros kemudian kapal yang memiliki multibeam echosounder sehingga apa yang kita inginkan bersama Basarnas akan terpenuhi termasuk Basarnas juga menggelar kapal-kapal yang memiliki kemampuan sama untuk mencari target di bawah permukaan," sambungnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tak Ada Kendala

Kepala Badan Sar Nasional (Basarnas) Marsekal Madya M Syaugi menegaskan, tidak ada kendala evakuasi korban dan pesawat Lion Air JT-610 karena lumpur. Dia mengatakan, penyelaman hingga kedalaman 30 meter berjalan lancar.

"Tidak ada. Tidak ada kendala kedalaman 30 meter tidak masalah. Itu hanya masalah waktu saja," ujar Syaugi saat menyambangi Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (30/10/2018).

Ia juga menegaskan, selama evakuasi korban dan pesawat Lion Air JT 610 hanya dilakukan Indonesia tanpa ada keterlibatan negara lain. Pihak yang terlibat dalam evakuasi disebut Syaugi berasal dari Kementerian Perhubungan, TNI, Polri, di bawah koordinasi Basarnas.

"Kita tidak ada kerja sama dengan Singapura dalam rangka pencarian ya, dalam rangka evakuasi korban itu pure dari Indonesia dikoordinasi tim Basarnas, TNI, Polri, Kementerian Perhubungan dan masyarakat," kata Syaugi.

 

Reporter: Nur Habibie

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya