PDIP Tersengat Insiden Baliho Demokrat

Demokrat menuding PDIP berada di balik perusakan atribut mereka di Riau.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 17 Des 2018, 00:02 WIB
Diterbitkan 17 Des 2018, 00:02 WIB
sby
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyambangi lokasi perusakan atribut Partai Demokrat di Pekanbaru, Riau, Sabtu (15/12/2018). (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Tiba di Polda Riau, Kapitra Ampera urung merealisasikan niatnya. Caleg DPR RI dari PDIP tadinya akan melaporkan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Pangkalnya karena Demokrat diduga mengambinghitamkan PDIP dalam kasus rusaknya puluhan Baliho partai besutan SBY itu di Riau.

"Rencananya kita laporkan Pak SBY terkait pencemaran nama baik berdasarkan Undang-Undang ITE terhadap partai (PDIP), tapi ditunda atas arahan DPP PDIP," ujar Kapitra di Ditreskrimsus Polda Riau, Minggu (16/12/2018).

Kapitra akan membahas lebih lanjut persoalan tersebut ke DPP PDIP. Sebab, Partai berlambang banteng itu merasa disudutkan atas pernyataan SBY terkait perusakan atribut partai Demokrat.

"Ketua umum saya Ibu Megawati juga berpesan jangan melawan kekerasan dengan kekerasan," kata Kapitra.

Pembahasan pernyataan SBY soal perusakan atribut Demokrat itu akan dilakukan DPP PDIP pada Selasa 18 Desember 2018.

Akhirnya, Kapitra hanya melaporkan perusakan balihonya ke Polda Riau. Baliho yang ada gambar dirinya sebagai calon legislatif DPR RI, dirusak oleh orang tak dikenal, pada Sabtu 15 Desember malam.

Tudingan Demokrat kepada PDIP terekam dalam jejak digital Wakil Sekjen Andi Arief. Ia menyebut terdapat 35 orang yang diduga merusak atribut Partai Demokrat di Pekanbaru, Riau.

"Keterangan pelaku perusakan yang ditangkap DPC Demokrat malam tadi menyebut dia disuruh Pengurus PDIP. Info awal itu terlalu gegabah jika dipercaya begitu saja. Selama ini hubungan kami baik. Tugas polisi menyimpulkannya. Tidak ada alasan, pelakunya ada. Beda dengan kasus lain," cuit Andi dalam Twitter-nya.

Tudingan itu sontak membuat hubungan PDIP dan Demokrat memanas. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, meminta perusakan atribut Demokrat tidak dikait-kaitkan dengan partainya.

Hal itu disampaikannya di depan para kader PDIP Langkat dan Binjai, Sumatera Utara, dalam safari politik kebangsaan III.

"Jadi kalau ada yang mengatakan, di Pekanbaru sana, kita dituduh kader PDI Perjuangan ada yang merusak bendera Demokrat, itu bukan watak, itu bukan karakter PDI Perjuangan," ucap Hasto di Gedung Akper PAL Langkat, Sumatera Utara, Sabtu (15/12/2018).

Ia menilai, terlalu dini menuding siapa bertanggung jawab di balik peristiwa itu. Hasto meminta polisi segera mengusut kasus itu.

"Hal-hal tersebut terlalu dini disampaikan dan justru kami meminta aparat Kepolisian untuk menegakkan aturan main. Siapa tahu model-model penyusupan itu dilakukan," ungkap Hasto.

 

SBY Yakin Pelaku Terungkap

SBY bersedih usai melihat baliho dan atribut Partai Demokrat yang dirusak. (dok Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat)
SBY dan Ani Yudhoyono bersedih usai melihat baliho dan atribut Partai Demokrat yang dirusak. (dok Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat)

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) percaya kepolisian dapat mengungkap insiden perusakan atribut Partai Demokrat di Pekanbaru, Riau.

"Kepolisian kita hebat. 10 tahun saya memimpin banyak sekali menyelesaikan masalah. Cepat dan tuntas," kata Presiden ke-6 RI itu di Pekanbaru, Minggu (16/12/2018).

Seperti dilansir Antara, SBY menegaskan punya bukti kuat yang dapat membantu penyelidikan kepolisian. Karena itu, ia meminta Polri menindaklanjuti temuan itu.

"Strong evidence (bukti yang kuat) yang InshaAllah membuka jalan siapa-siapa di balik aksi pengrusakan itu," lanjut SBY.

Kepolisian Daerah Riau menyatakan hingga saat ini pihaknya masih terus memeriksa HS, pria yang diduga melakukan perusakan atribut tersebut. HS sendiri kini ditangani oleh penyidik Polresta Pekanbaru.

Polda Riau baru berencana akan memberikan pernyataan pers terkait penanganan perkara perusakan atribut Partai Demokrat, Senin besok (17/12/2018).

Jokowi Ingatkan Etika

Pakai Sarung dan Peci, Jokowi Buka Muslim Fashion Festival 2018
Senyum Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat menghadiri pembukaan Muslim Fashion Festival (Muffest) Indonesia Tahun 2018 di JCC, Kamis (19/4). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Menanggapi insiden itu, Presiden Jokowi mengajak semua pihak untuk tetap menjaga ketenangan.

"Siapa pun baik itu caleg, parpol dalam kontestasi Pilpres mari jaga ketenangan, kesejukan memasuki tahun politik," kata Jokowi di Hotel Grand Suka, Pekanbaru, Riau, Sabtu 15 Desember 2018.

Jokowi mengingatkan, jangan ada pihak yang memprovokasi dengan cara yang tidak beradab dan beretika.

"Ini kita bicara semua tim, partai, caleg harus saling menghargai, hormati, baik bertutur kata pemasangan spanduk dan baliho," tegasnya.

Demokrat telah melaporkan tindak perusakan baliho partainya ke polisi. Tak hanya itu, Demokrat juga berencana melapor ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Polisi sendiri sudah menangkap pelaku perusakan bendera dan baliho Demokrat. Baliho tersebut berisi ucapan selamat datang kepada Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Saksikan video pilihan di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya