Polri: 208 Korban Tsunami Selat Sunda Teridentifikasi, 3 Jenazah Belum Diambil

205 Jenazah korban tsunami yang teridentifikasi telah diambil oleh keluarga korban untuk dikebumikan. Sementara tiga jenazah sisanya masih di RSUD Pandeglang.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 25 Des 2018, 18:52 WIB
Diterbitkan 25 Des 2018, 18:52 WIB
Puluhan Jenazah Tsunami Anyer Ditampung di Puskesmas Carita
Warga melihat jenazah korban gelombang Tsunami Anyer di Puskesmas Carita, Banten, Minggu (23/12). Tim SAR masih terus melakukan pencarian jenazah yang sebagian besar berasal dari Pantai Carita. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri berhasil mengidentifikasi 208 jenazah korban bencana tsunami Selat Sunda yang menyapu sebagian wilayah Banten dan Lampung. 205 Jenazah di antaranya telah diambil oleh keluarga korban untuk dikebumikan.

"Total korban meninggal dunia yang telah ditemukan dan dievakuasi hingga hari ketiga sebanyak 234. Yang belum teridentifikasi ada 26 (korban)," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo dalam keterangan tertulis, Jakarta, Selasa (25/12/2018).

Dari total korban tsunami yang teridentifikasi, masih ada tiga jenazah yang belum diambil keluarganya. Ketiga jenazah atas nama M Anwar Suwandi H (53) alamat Bekasi Selatan, Jawa Barat, Soleman (47) alamat Panimbang, Banten, dan Nurmala (48) alamat Singkawang, Kalimantan Barat.

Polisi mengimbau kepada keluarga korban tsunami untuk segera mengambil jenazah yang telah teridentifikasi di RSUD Berkah Pandeglang, Banten. Masyarakat juga dapat menghubungi langsung petugas di nomor 085211672686, 085211672708, atau 085211672721.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

6 Desa Terisolasi

Mobil Diterjang Tsunami Anyer
Tiga unit mobil tertimbun reruntuhan rumah yang rusak setelah tsunami menerjang kawasan Anyer, Banten, Minggu (23/12). Tsunami menerjang pantai di Selat Sunda, khususnya di daerah Pandenglang, Lampung Selatan, dan Serang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sudah tiga hari sejak terjadinya tsunami di Selat Sunda, Banten pada Sabtu, 22 Desember 2018 lalu. Namun, hingga kini, masih ada enam desa di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten masih terisolasi dan belum tersentuh bantuan.

"Daerah terdampak belum semua bisa dijangkau, khususnya Kecamatan Sumur karena akses putus. Banyak jalan dan jembatan rusak," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, seperti dikutip dari Antara, Selasa (25/12/2018).

Dia memaparkan, ada tujuh desa di Kecamatan Sumur, dan dari tujuh desa tersebut, hanya Desa Tamanjaya yang sudah dijangkau bantuan usai tsunami Selat Sunda menerjang.

Namun, kata Sutopo, baru dua dusun yang dapat dijangkau tim gabungan yaitu Dusun Paniis dan Tanjung Male, sementara enam desa yang belum tersentuh masih memerlukan bantuan.

"Keenam desa yang masih membutuhkan bantuan tersebut yaitu Desa Cigorondong, Kertajaya, Sumberjaya, Tunggajaya, Ujungjaya, dan Kertamukti," ucapnya.

Sutopo mengatakan, desa-desa yang terisolasi tersebut karena terdampak tsunami, sehingga akses transportasi terputus dan personel tim gabungan untuk evakuasi terhambat.

"Dalam kondisi normal saja, akses transportasi di daerah tersebut rusak, apalagi saat bencana seperti ini," kata Sutopo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya