BNPB Sebut Ada 6 Desa Masih Terisolasi Usai Tsunami Selat Sunda

Ada tujuh desa yang terisolir di Kecamatan Sumu. Dari tujuh desa tersebut, hanya Desa Tamanjaya yang sudah dijangkau bantuan usai tsunami Selat Sunda.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 25 Des 2018, 16:17 WIB
Diterbitkan 25 Des 2018, 16:17 WIB
Usai Tsunami Selat Sunda, Warga Mulai Pulang Selamatkan Harta Benda
Warga mengumpulkan perkakas dari bangunan rumahnya yang rusak akibat terjangan tsunami di Kampung Sumur Pesisir, Pandeglang, Banten, Senin (24/12). Pascatsunami Selat Sunda, warga mulai kembali ke rumahnya masing-masing. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Sudah tiga hari sejak terjadinya tsunami di Selat Sunda, Banten pada Sabtu, 22 Desember 2018 lalu. Namun, hingga kini, masih ada enam desa di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten masih terisolasi dan belum tersentuh bantuan.

"Daerah terdampak belum semua bisa dijangkau, khususnya Kecamatan Sumur karena akses putus. Banyak jalan dan jembatan rusak," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, seperti dikutip dari Antara, Selasa (25/12/2018).

Dia memaparkan, ada tujuh desa di Kecamatan Sumur, dan dari tujuh desa tersebut, hanya Desa Tamanjaya yang sudah dijangkau bantuan usai tsunami Selat Sunda menerjang.

Namun, kata Sutopo, baru dua dusun yang dapat dijangkau tim gabungan yaitu Dusun Paniis dan Tanjung Male, sementara enam desa yang belum tersentuh masih memerlukan bantuan.

"Keenam desa yang masih membutuhkan bantuan tersebut yaitu Desa Cigorondong, Kertajaya, Sumberjaya, Tunggajaya, Ujungjaya, dan Kertamukti," ucapnya.

Sutopo mengatakan, desa-desa yang terisolasi tersebut karena terdampak tsunami, sehingga akses transportasi terputus dan personel tim gabungan untuk evakuasi terhambat.

"Dalam kondisi normal saja, akses transportasi di daerah tersebut rusak, apalagi saat bencana seperti ini," kata Sutopo.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

429 Korban Meninggal Dunia

Pandangan Udara Kerusakan Terparah Akibat Tsunami Selat Sunda
Pemandangan dari udara kawasan pemukiman nelayan di Kampung Sumur Pesisir, Pandeglang, Banten, Selasa (24/12). Situasi Kampung Sumur gelap gulita karena listrik mati saat tsunami menerjang. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan, korban meninggal akibat tsunami di Selat Sunda terus bertambah. Data terbaru pada Selasa (25/12/2018) pukul 13.00 WIB menyatakan, korban meninggal berjumlah 429 orang.

"429 orang meninggal, 1.485 luka-luka, 154 hilang," tutur Sutopo.

Tsunami tersebut berdampak pada lima kabupaten yaitu Pandeglang dan Serang di Provinsi Banten. Serta Kabupaten Lampung Selatan, Pesawaran, dan Tanggamus, Provinsi Lampung.

Dari lima kabupaten tersebut, dampak terparah dialami Kabupaten Pandeglang tercatat 290 orang meninggal, 1,143 orang luka-luka, 77 hilang dan 14.395 mengungsi.

Lalu di Kabupaten Lampung Selatan korban jiwa mencapai 108 orang meninggal, 279 luka-luka, 9 orang hilang, dan 1.373 orang mengungsi.

Sementara di Kabupaten Serang tercatat 29 orang meninggal, 62 luka-luka, 68 hilang dan 83 orang mengungsi. Di Pesawaran satu korban jiwa, satu luka-luka dan 231 mengungsi. Sedangkan di Tanggamus terdata satu orang meninggal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya