KNKT Gandeng Pushidrosal Kembali Cari CVR Lion Air yang Jatuh di Kerawang

Pushidrosal mengerahkan KRI Spica-934 yang diberangkatkan dari Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Pelabuhan Tanjung Priok.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 09 Jan 2019, 06:42 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2019, 06:42 WIB
Basarnas Kerahkan Tim SAR Evakuasi Lion Air
Petugas Basarnas mempersiapkan peralatan untuk melakukan evakuasi di Dermaga BTKP, Jakarta, Senin (29/10). Basarnas menurunkan tim evakuasi ke lokasi jatuhnya pesawat Lion Air dengan rute penerbangan Jakarta-Pangkal Pinang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menggandeng Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) kembali mencari Cockpit Voice Recorder (CVR) Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, 29 Oktober 2018.

Pushidrosal mengerahkan KRI Spica-934 yang diberangkatkan dari Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Selasa (8/1/2019).

Keberangkatan kapal survei Hidro - Oseanografi dibawah pembinaan Pushidrosal tersebut dilepas Kapushidrosal Laksda TNI Harjo Susmoro dan Ketua KNKT Soerjanto serta para pejabat utama kedua lembaga.

Kapushidrosal Laksda TNI Harjo Susmoro menyatakan, keberangkatan KRI Spica-934 yang memiliki peralatan bawah air dengan teknologi  canggih ini untuk terus mencari keberadaan CVR yang sampai saat ini belum diketemukan dengan membawa alat yang lengkap seperti Multibeam Echosounder (MBES), Sub Bottom Profiling (SBP), Magnetometer, Side Scan Sonar, ADCP serta peralatan HIPAP yang mampu  mendeteksi sinyal dari black box dari Lion JT 610.

“Selain peralatan tersebut KRI Spica-934 juga membawa ABK sebanyak 55 orang, personel  KNKT 9 orang, penyelam TNI AL 18 orang, serta Scientist 6 orang,” katanya.

Ketua KNKT Soerjanto menyatakan, KNKT meminta bantuan Pushidrosal yang yang mempunyai peralatan yang mutakhir untuk mencari keberadaan CVR Lion Air itu.

Dengan segala kekuatan yang ada, KRI Spica yang dikomandani Lekol Laut (P) Hengky Iriawan, ST ini mempunyai waktu mencari CVR Lion Air nomor penerbangan JT-610 tersebut selama 15 hari, mengingat sinyal yang dipancarkan CVR selama 90 hari, dan saat ini waktu yang tersisa tinggal tersisa lebih kurang 15 hari lagi, sejak jatuh di perairan Karawang 29 Oktober 2018 lalu.

“Kita akan fokuskan pencarian selebar 5 x 5 meter di titik diperkirakan keberadaan CVR, yang jaraknya 50 meter di lokasi diketemukannya Flight Data Recorder (FDR)," ujarnya.

Dengan dengan segala upaya dan doa, kata dia, pihaknya berharap CVR Lion Air dapat diketemukan menyusul diketemukannya FDR beberapa waktu yang lalu untuk melengkapi investigasi penyebab pasti jatuhnya pesawat Lion Air.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya