Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 999 santri Pondok Pesantren Sabilil Muttaqin, Takeran, Magetan, Jawa Timur akan menampilkan tari sufi di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (26/1/2019). Tari sufi ini akan turut memeriahkan puncak Harlah ke-73 Muslimat NU. Penampilan ini juga akan dicatat sebagai rekor oleh Museum Rekor Indonesia.
Mereka akan menari diiringi lantunan Deen Assalam yang dibawakan Habib Anis Shahab di hadapan sekitar 100.000 anggota Muslimat NU.
Penyanyi lagu-lagu religi Hadad Alwi juga turut memeriahkan acara bersama Majelis Sholawat Baitul Musthofa yang akan memimpin pembacaan sholawat Nabi dan Mahallul Qiyam.
Advertisement
Selain itu, ada penampilan khusus Tompi. Namun, penyanyi jazz ini tidak akan tampil bernyanyi. Tompi akan bersholawat menyambut kehadiran Presiden Joko Widodo atau Jokowi di acara yang juga dirangkai dengan doa bersama untuk bangsa itu.
"Kalau ibu-ibu Muslimat yang bersholawat itu sudah biasa, tapi ini Tompi yang bersholawat," kata Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa kepada wartawan, di media center GBK, Jumat (25/1/2019).
Ketua Panitia Harlah ke-73 Muslimat NU Yenny Wahid menambahkan, dalam prosesi harlah juga akan ada Deklarasi Laskar Muslimat NU Anti Hoaks dan Ujaran Kebencian.
"Deklarasi yang sama selanjutnya akan dilakukan di setiap harlah Muslimat NU di semua tingkatan di seluruh Indonesia," kata dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tidak Ada Unsur Politis
Yenny Wahid juga menegaskan, acara Harlah ke-73 MNU bukan agenda politik praktis untuk mendukung salah satu pasangan calon presiden, meskipun pihaknya turut mengundang Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Menurutnya, acara yang akan diselenggarakan pada Sabtu (26/1/2019) malam hingga Minggu (27/1/2019) di Stadion Utama Gelora Bung Karno akan dihadiri lebih dari 100 ribu anggota Muslimat NU itu murni dari ormas keagamaan.
"Ini murni acara ormas keagamaan, jadi tidak ada unsur politis. Di dalamnya adalah politik kebangsaan dalam artian kita mendoakan agar bangsa ini selamat, hanya itu saja ya. Tidak ada unsur politik praktis di dalamnya," Kata Yenny,
Bahkan, putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini mengajak politikus manapun untuk bergabung dalam acara yang akan dimulai pukul 07.00 WIB itu. Namun, dengan catatan datang berdoa untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
"Maka akan kita sambut dengan tangan terbuka dan karpet merah, kira-kira seperti itu," ujar Yenny.
Advertisement