Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketum PP Muhammadiyah Buya Ahmad Syafii Maarif mengatakan, oknum yang sengaja melontarkan ujaran kebencian hingga fitnah hanya untuk membela salah satu tokoh politik adalah hal tidak terpuji.
"Yang masif adalah jalan kebencian fitnah dan itu menyeret Tuhan. Masa Tuhan dibawa pemilu. Kan itu tidak benar, tapi itu terjadi," kata Buya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (28/2/2019).
Dia mencontohkan kasus Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Neno Warisman pada acara Munajat 212. Ia menilai pembacaan puisi yang dilakukan adalah tindakan sadis dan bodoh.
Advertisement
"Apalagi pakai puisi yang sebut kalau kalah,Tuhan tidak ada yang sembah. Menurut saya itu (pembacaan) puisi yang sadis, bodoh sekali dan biadab," katanya.
Menurut Syafii Maarif, Pilpres atau Pemilu adalah hal bisa yang tidak perlu saling menghujat.
"Padahal pemilu biasa saja. Kalau kita tidak suka lima tahun bisa ganti,"Â ujarnya.
Selain itu, ia menilai politisi saat ini tidak ada yang bercita-cita menjadi negarawan.
"Politisi kita ini sebagian besar tidak mau naik kelas jadi negarawan," katanya
Ia juga menyindir banyaknya politisi yang rabun ayam alias tidak memperhatikan nasib rakyat kecil yang jauh dari jangakauan.
"Kita benar prihatin, banyak politisi rabun ayam, (lihat) yang internal saja, yang jauh tidak kelihatan. Seperti nasib bangsa kurang terpikirkan," tandas Syafii Maarif.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini: