Ini Acara Meriah yang Bakal Ditampilan Saat Festival Crossborder Keerom 2019

"Festival Crossborder Keerom tahun ini digelar lebih meriah. Ada parade budaya khas Keerom dan Papua."

oleh stella maris diperbarui 14 Mar 2019, 11:30 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2019, 11:30 WIB
Festival Crossborder
Festival Crossborder Kerom 2019.

Liputan6.com, Jakarta Festival Crossborder Kerom 2019 bukan hanya menampilkan band-band beraliran reggae saja. Tapi juga menyanjikan seni dan budaya lokal, seperti tarian serta alat musik tradisional. 

Festival Crossborder Keerom 2019 akan digelar 5-7 April 2019, di Lapangan Swakarsa, Waris, Kabupaten Keerom, Papua. Bintang tamu event ini adalah Ras Muhammad, Gorby-The Comen Rasta, XD Band, dan Mixmate Band.

Dijelaskan Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata Muh. Ricky Fauziyani, Festival Crossborder Keerom tidak akan lupa menampilkan budaya Papua, khususnya Keerom.

"Bersiaplah mengatur perjalanan ke Keerom. Dan nikmati Festival Crossborder Keerom 2019. Sebab, semua kemeriahan akan disajikan di sini. Lebih menarik, akan ada parade seni dan budaya khas Keerom yang unik. Wilayah ini memiliki tradisi dan budaya yang eksotis," ungkap Ricky, Selasa (12/3).

Keerom terkenal dengan Tari Cenderawasih yang berasal dari Kampung Ampas, Distrik Waris, Keerom. Tari Cenderawasih juga kerap dipentaskan di luar Papua. Gerakan tariannya sangat khas dan unik. Selain Cenderawasih, Keerom juga memiliki Tari Seni Absawo.

"Bukan hanya gerakan dan kemasan yang indah, tarian asal Keerom juga memiliki makna. Jadi, ada banyak pembelajaran yang bisa didapat wisatawan bila berkunjung ke Festival Crossborder Keerom 2019," kata Ricky lagi. Selain tarian, wisatawan juga bisa menikmati alat musik tradisional.

Salah satunya, Amyen yang menjadi alat musik tradisional Suku Web, Keerom. Amyen dimainkan dengan cara di tiup. Biasanya dipakai mengiringi tarian tradisional. Dahulu, alat ini digunakan juga sebagai alarm perang. Ada juga alat musik Paar & Kee.

Untuk Paar dibuat dari Labu, lalu Kee dikembangkan dari tulang Burung Kasuari. Selain sebagai busana adat, Paar dan Kee kerap menjadi alat musik dalam pesta adat. Saat digunakan untuk menari, Paar & Kee akan menciptakan bunyi-bunyi khas dengan irama yang unik.

"Ada banyak potensi besar yang dimiliki Keerom. Seni dan budaya menjadi salah satu kekuatan di sana. Kesemuanya ini akan disajikan dalam Festival Crossborder. Selain memberikan inspirasi, cara ini juga jadi treatment pelestarian budaya yang luar biasa," jelas Ricky lagi.

Keerom memiliki luas 9.365 kilometer persegi. Kabupaten ini terbagi dalam 11 distrik. 5 distrik diantaranya berbatasan langsung dengan Papua Nugini. Distrik itu adalah, Arso Timur, Towe, Senggi, Waris, dan Web.

"Festival Crossborder Keerom tahun ini digelar lebih meriah. Ada parade budaya khas Keerom dan Papua. Selain budayanya, Keerom ini juga memiliki alam eksotis. Selain atraksinya, aksesibilitas dan amenitasnya juga luar biasa. Jadi pastikan awal April semua berkumpul di Lapangan Swakarsa, Waris," tutup Menteri Pariwisata Arief Yahya.

 

 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya