Tokoh Adat di Papua Ramai-Ramai Dukung Makan Bergizi Gratis

Pentingnya Makan Bergizi Gratis atau MBG dilakukan di Papua untuk kepentingan generasi muda.

oleh Katharina Janur Diperbarui 16 Mar 2025, 07:00 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2025, 07:00 WIB
 Uji Coba MBG di Papua, Biaya Murah karena Melibatkan Petani dan Nelayan
Anak-anak Merauke, Papua antusias menyambut pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis. Dampak dari program ini sangat terasa, anak-anak menjadi lebih semangat belajar.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jayapura - Sejumlah tokoh adat dan masyarakat di Papua mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) dilaksanakan di Tanah Papua. MBG diyakini dapat meningkatkan gizi generasi muda Papua, khususnya di pedalaman Bumi Papua yang sampai saat ini sulit dijangkau karena keterbatasan transportasi dan infrastruktur.

Ketua Lembaga Musyawarah Adat (LMA) Port Numbay, George Arnolf Awi menekankan pentingnya MBG dilakukan di Papua untuk kepentingan generasi muda.

“Asupan gizi yang baik sangat berpengaruh pada perkembangan otak anak-anak yang pada akhirnya berdampak pada semangat dan efektivitas dalam belajar,” jelasnya. Rabu (12/3/2025).

Dia mengajak masyarakat di Port Numbay (sebutkan untuk Kota Jayapura) bersinergi mendukung program yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto.

“Jangan terpengaruh dengan kelompok atau oknum yang ingin menggagalkan program MBG di tanah ini (Papua) dan kita semua harus berkomitmen demi pembangiunan Papua lebih baik untuk penerus ke depan,” katanya.

Dukungan lainnya juga datang dari Sekretaris Dewan Adat Suku Moy, Benhur Yaboisembut. Dia yakin, MBG bisa mengurangi angka malnutrisi dan stunting, serta meningkatkan kualitas pendidikan melalui penyediaan makanan sehat bergizi di Papua.

“Kami yakin, asupan gizi yang baik, berdampak positif bagi kesehatan dan prestasi belajar anak,” katanya.

Benhur menjelaskan MBG juga membantu meningkatkan perekonomian keluarga serta memberdayakan masyarakat lokal, termasuk petani dan nelayan. “Bahan-bahan lokal bisa didapat dari petani hingga nelayan. Jadi, MBG bisa bermanfaat semua pihak. Kami, masyarakat adat bersyukur dengan kebijakan ini,” ujarnya.

 

Promosi 1

MBG di Papua

 Uji Coba MBG di Papua, Biaya Murah karena Melibatkan Petani dan Nelayan
Anak-anak Merauke, Papua antusias menyambut pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis. Dampak dari program ini sangat terasa, anak-anak menjadi lebih semangat belajar.... Selengkapnya
 Uji Coba MBG di Papua, Biaya Murah karena Melibatkan Petani dan Nelayan
Anak-anak Merauke, Papua antusias menyambut pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis. Dampak dari program ini sangat terasa, anak-anak menjadi lebih semangat belajar.... Selengkapnya

Makan Bergizi Gratis (MBG) di Provinsi Papua akan diberlakukan secara bertahap setelah lebaran. “Awal April akan dimulai secara bertahap di Papua. Saat ini, dapur sehat MBG ada di Kabupaten Keerom dan Kota Jayapura, koordinasi perlu ditingkatkan ke daerah lainnya," kata Penjabat (Pj) Gubernur Papua, Ramses Limbong.

Ia  meminta bupati dan wali kota defenitif untuk melakukan sosialisasi dan edukasi manfaat MBG. “Sosialisasi sangat penting kepada masyarakat, tokoh adat, dan pihak sekolah agar memahami manfaat MBG. Jangan lagi ada kesalahpahaman yang berujung penolakan, unjuk rasa MBG dan hal lainnya,” katanya.

Ramses menjelaskan anggaran MBG sepenuhnya dari pusat, sedangkan pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota hanya bertugas untuk berkoordinasi. 

“Biaya makanan bergizi di Papua, sebesar Rp30 ribu per porsi, masih kurang mencukupi. Tapi, kami optimis dengan kolaborasi dan koordinasi yang intensif, program ini dapat menjadi langkah besar dalam upaya peningkatan gizi anak di Papua,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Bupati Jayawijaya, Athenius Murip menjelaskan program MBG di daerahnya akan dimulai dari Distrik Wamena Kota dari 40 distrik yang tersebari di Jayawijaya. Dalam tahapan awal MBG,  sasaran 20 sekolah yang menjangkau 15 ribu orang pelajar di Distrik Wamena Kota. 

“Kami meminta tim Gizi Nasional untuk mendata secara baik, sekolah mana yang mau terima MBG dan mana yang tidak. Ini dilakukan, supaya kalau program sudah berjalan, tak ada hambatan lagi,” jelasnya.

Untuk persiapan MBG di Jayawijaya, telah ada 2 dapur sehat di Kota Wamena. “Satu dapur sehat dapat melayani 3.500 per porsi. Jika dua dapur, sudah 7.000 porsi. Semua kesiapan ini masih terus dimasifkan dan dikoordinasikan dengan baik,” kata Athenius yang merupakan mantan Dandim Wamena.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya