Segudang Ilmu Ulama Kharismatik Ma'ruf Amin

Ulama kharismatik kelahiran Tangerang, Banten, pada 11 Maret 1943, ini tak hanya ahli soal agama, tapi juga seorang politisi.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 20 Mar 2019, 16:13 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2019, 16:13 WIB
Segudang Ilmu Ma'ruf Amin
Ulama kharismatik kelahiran Tangerang, Banten, pada 11 Maret 1943, ini tak hanya ahli soal agama, tapi juga seorang politisi.

Liputan6.com, Jakarta Tahu kan Prof. Dr. KH. Ma'ruf Amin? Ulama kharismatik kelahiran Tangerang, Banten, pada 11 Maret 1943, ini tak hanya ahli soal agama, tapi juga seorang politisi.

Simak videonya di sini

Pada bidang agama, Ma'aruf merupakan salah satu ulama ahli fiqih di Indonesia. Ma’ruf mendapat gelar doktor kehormatan (Doctor Honoris Causa) dari Rektor Unversitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Prof. Dr. Komarudin Hidayat, pada 5 Mei 2012.

Ma'ruf juga memiliki gelar profesor dan guru besar, yakni pada bidang Ilmu Ekonomi Muamalat Syariah di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Penganugerahan gelar profesor dimaksud, dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) lewat sidang terbuka, pada Rabu 24 Mei 2017.

Keahlian dalam ilmu agama, mengantarkan Ma'ruf Amin hingga menyandang dua jabatan yang sangat penting, yakni Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Rais 'Aam Nahdlatul 'Ulama. Saat di MUI, Ma’ruf Amin mengeluarkan 25 fatwa tentang ekonomi syariah sejak 2015 di antaranya, terkait Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit Berdasarkan Prinsip Syariah, Pedoman Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan Syariah, hingga soal Uang elektronik Syariah.

Bukan rahasia umum juga lagi jika Ma'ruf Amin merupakan keturunan dari Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani. Ma'ruf Amin merupakan cicit Syaikh Nawawi, ulama besar asal Banten yang pernah menjadi Imam Masjidil Haram di Mekah, Saudi Arabia.

Di sisi lain dalam dunia politik, Ma'ruf Amin antara lain, menjadi anggota DPR dari Utusan Golongan (1971–1973) dan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 1973-1977. Ma'ruf Amin juga pernah menjadi anggota DPRD DKI Jakarta dari PPP (1977–1982).

Tercatat juga pernah menjadi anggota MPR dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada 1997–1999. Bersama PKB, juga pernah menjadi anggota DPR pada periode 1999–2004. Lulusan Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, ini juga pernah dua (2) kali menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden yakni, pada 2007-2010 dan 2010-2014.

Tak ayal, karena kepiawaiannya di bidang agama ditambah pengalaman politiknya selama puluhan tahun, menjadikan Ma'ruf Amin sosok yang lengkap dan langka. Banyak pihak menilai, tak salah jika menjadi pendamping Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon wakil presiden pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.

Ma'ruf Amin mengapresiasi kinerja Jokowi bersama Jusuf Kalla pada Kabinet Kerja 2014-2019. Menurutnya, banyak pencapaian yang sekarang dirasakan oleh rakyat. Karenanya, bersama Jokowi pada Pilpres 2019, Ma'ruf Amin berkomitmen bersama Jokowi akan melanjutkan program yang telah berjalan dan menyempurnakan beberapa program lainnya.

Indonesia tercatat sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Tentu, akan sangat menguntungkan jika memiliki wakil presiden yang menguasai dan memahami secara mendalam banyak hal, khususnya ilmu agama dan ekonomi Islam. Untuk mengantarkan Indonesia menjadi nomor satu atau terdepan khususnya mengenai ekonomi islami.

Cek juga media sosial Facebook dan instagramnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya