Liputan6.com, Jakarta - Meski tak lagi gratis, warga Ibu Kota tetap antusias menjajal Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta. Terbukti sejak hari pertama berjalan secara komersil, stasiun Bundaran HI kerap dipadati penumpang bahkan mengular di pintu antrean masuk.
Namun, setelah 11 hari beroperasi secara resmi, sejumlah keluhan disampaikan warga kepada Pemprov DKI dan pihak MRT. Salah satunya soal tempat sampah yang sangat minim.
Baca Juga
Hal ini menurut salah satu pengguna dapat memicu pengguna KRL membuang sampah sembarangan.
Advertisement
"Terlalu sedikit, harusnya diperbanyak seperti di KRL," ujar seorang pengguna MRT, Budi di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, seperti dilansir Antara, Rabu (3/4/2019).
Berikut keluhan warga pengguna MRT Jakarta yang tak lagi gratis:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Bau Pesing
Belum lama beroperasi, bau pesing menyeruak ketika penumpang naik MRT. Menurut salah satu pengguna hal ini amat disayangkan, karena fasilitas toilet dalam stasiun MRT sudah sangat lengkap.
"Tadi saya sempat masuk ke MRT kok pesing ya. Kayaknya ada yang pipis ya anaknya mungkin di situ enggak tahan. Di dalam keretanya (bau pesing)," kata salah seorang penumpang, Linda Christine ditemui di Stasiun MRT Bundaran HI, Rabu, 3 April 2019.
"Di stasiun ada toilet bagus banget. Jangan buang air besar, air kecil di tempat yang tidak layak, tidak pantas," sesalnya.
Belakangan diketahui Linda merupakan anggota organisasi internasional, Lions Clubs. Bersama 14 anggota Lions Clubs lainnya, mereka sengaja mengunjungi beberapa stasiun MRT untuk memungut sampah yang berserakan.
Advertisement
2. Tiket Single Trip Bermasalah
Satu lagi yang dikeluhkan warga, yakni kartu single trip MRT. Hal ini dibenarkan Corporate Secretary Division Head MRT Jakarta, Muhammad Kamaluddin. Dalam beberapa hari sejak masa gratis habis, sistem tiket otomatis beberapa kali belum bisa berfungsi.
"Dengan harga tiket diskon 50 persen perlu banyak uang kembalian. Jadi dalam beberapa menit, dalam sistem tiket otomatis uang kembalian habis. Kami uji terus bagaimana caranya dari sisi prosesnya bisa optimal bukan hanya dari sistemnya," jelasnya ditemui di Stasiun MRT Bundaran HI, Rabu (3/4/2019).
Selain kartu atau tiket single trip MRT, penggunaan kartu bank juga kerap bermasalah, khususnya kartu edisi lama.
"Untuk kartu bank, rata-rata yang lama-lama yang sulit digunakan. Ketika tap in, kami update dengan data nama stasiun, tempat tap in, jadi ada nama tempat stasiunnya, kemudian jam berapa, kemudian nanti ketika di tempat tujuan kami baca datanya," jelasnya.
3. Minim Tempat Sampah
Minimnya tempat sampah di stasiun MRT juga banyak menyita perhatian. Meski alasannya untuk mengedukasi warga agar tidak makan dan minum di dalam MRT, menurut salah satu pengguna keberadaan tempat sampah dinilai sangat penting.
Budi mengatakan, terbatasnya tempat sampah yang tersedia di stasiun MRT dapat memicu pengguna KRL membuang sampah sembarangan lantaran tidak menemukan tempat sampah.
Warga Lebak Bulus itu meminta pihak MRT mempertimbangkan untuk lebih banyak menyediakan tempat sampah, baik di area loket maupun di dalam peron stasiun.
Pengguna MRT lainnya juga mengeluhkan hal yang sama. Toni mengaku kesulitan menemukan tempat sampah untuk membuang struk kertas yang dia peroleh usai membeli kartu MRT harian.
"Tadi saya bingung mau buang struknya di mana, akhirnya saya kantungin saja daripada menyampah di stasiun," kata dia.
Menurut dia, minimnya tempat sampah di stasiun MRT bisa membuat masyarakat menjadi abai dan dengan mudah membuang struk pembelian kartu MRT harian di sembarang tempat.
Advertisement