Liputan6.com, Semarang Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) mengadakan sosialisasi Empat Pilar MPR melalui pertunjukan Seni Budaya Tradisional Wayang Kulit di Dusun Krajan, Desa Wonoyoso, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (26/4/2019). Kegiatan ini diselenggarakan oleh MPR bekerja sama dengan pemerintah Desa Wonoyoso.
Antusiasme warga desa terhadap pertunjukan tersebut cukup besar. Selain daya tarik dalang kondang dari Rembang, Ki Sigit Ariyanto, pagelaran wayang kulit ini juga bermaksud memberi hiburan kepada masyarakat. Di lapangan tempat acara berlangsung juga sebagian besar terisi oleh lapak-lapak berbagai macam dagangan, mulai dari segala jenis makanan dan minuman, barang kerajinan, pakaian, hingga stan istana anak-anak.
Anggota MPR RI Fraksi Nasdem, Fadholi, hadir mewakili Pimpinan MPR untuk menyampaikan materi Empat Pilar. Hadir pula Kepala Biro Humas Setjen MPR Siti Fauziah dan Kepala Bagian Pemberitaan, Hubungan Antar Lembaga, dan Layanan Informasi Humas MPR Muhamad Jaya beserta jajarannya. Sementara itu, pejabat setempat hadir Camat Pringapus Eko Febriantoro dan Kepala Desa Wonoyoso Amir Burhanudin.
Advertisement
Dalam sambutannya, Siti Fauziah menjelaskan bahwa MPR diberi amanat oleh undang-undang untuk melaksanakan sosialisasi Empat Pilar ke seluruh elemen masyarakat. Dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi ini, MPR menggunakan berbagai cara, salah satunya melalui program seni budaya wayang kulit.
Menurutnya, MPR memilih seni budaya sebagai salah satu merode sosialisasi Empat Pilar bukan tanpa alasan. Pasalnya, seni budaya tradisional sangat digemari oleh masyarakat.
“Karena seni budaya sangat digemari, maka kita angkat. Apalagi, dalang Ki Sigit Ariyanto sudah mengerti betul apa yang harus disampaikan untuk program sosialisasi ini. Di dalam tontonan selalu ada tuntunan,” ujar Siti.
Sementara itu, Fadholi mengajak masyarakat Desa Wonoyoso khususnya dan Kecamatan Pringapus untuk bersama-sama menghilangkan akibat dari gesekan-gesekan yang telah terjadi di kalangan masyarakat, baik gesekan yang disebabkan persaingan dalam pemilihan kepala desa beberapa waktu lalu maupun akibat beda pilihan dalam Pemilu Serentak 2019.
Ia mengatakan, beda pilihan adalah hal biasa dalam berdemokrasi. Karena itu, Fadholi mengajak warga masyarakat yang bermukim di desa berjuluk “Desa Pinggir Alas” itu untuk duduk bersama serta sama-sama merajut kembali persatuan dan kesatuan dengan tujuan untuk kemajuan bersama.
Usai menyampaikan kata sambutan, ia membuka secara resmi pagelaran seni budaya wayang kulit dan melakukan penyerahan secara simbolis tokoh pewayangan, Semar, kepada dalang Ki Sigit Ariyanto. Acara yang disiarkan langsung oleh ‘Semarang TV’ ini juga turut menghadirkan pelawak Gareng Semarang.
(*)