Perubahan Inilah yang Diharapkan Menaker Hanif Saat Hari Buruh

Hanif Dhakiri mengatakan May Day tahun ini merupakan momentum bangsa Indonesia untuk...

oleh stella maris diperbarui 01 Mei 2019, 18:31 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2019, 18:31 WIB
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri

Liputan6.com, Jakarta Hari Buruh Internasional yang diperingati tiap 1 Mei digelar di berbagai kota di Indonesia dan berjalan tertib, aman, dan kondusif. Hal itu disambut baik oleh Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri. 

"Pelaksanaan May Day 2019 yang bertema Together We Grow berjalan tertib, aman, harmonis dengan suasana kekeluargaan seperti perayaan May Day tahun-tahun sebelumnya. Suasana ini semoga terus terpelihara di setiap peringatan May Day," kata Hanif Dhakiri di Jakarta, Rabu (1/5).

Hanif Dhakiri mengatakan May Day tahun ini merupakan momentum bangsa Indonesia untuk merespon adanya perubahan pasar kerja yang dinamis dan semakin fleksibel, maupun perbaikan ekosistem ketenagakerjaan.

Menurutnya prioritas pembangunan pemerintah tahun 2019 yakni pembangunan SDM. "Saat ini kita membutuhkan SDM berkualitas dengan jumlah yang memadai dan persebaran yang relatif merata di seluruh Indonesia," ujarnya.

Namun Hanif melihat persoalan real yang dihadapi saat pembangunan SDM di tahun ini adalah adanya ketimpangan skill. Persoalan skill tersebut sesungguhnya bukan persoalan pemerintah, tetapi juga masalah bagi serikat pekerja dan pengusaha.

Untuk mengatasi persoalan ketimpangan skill tersebut Pemerintah terus meningkatkan masifikasi pelatihan vokasi.

"Pelatihan vokasi ini dalam rangka memberikan pelatihan soft skill dan hard skill, kepada angkatan kerja kita agar bisa terserap di pasar kerja dan kewirausahaan," ujar Hanif Dhakiri.

Hanif menegaskan pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan kesejahteraan. Misalnya soal pengupahan, dimana kenaikan upah buruh itu dijamin naik dan pasti setiap tahunnya.

Kemudian ada program perumahan pekerja, perluasan jaminan sosial bagi tenaga kerja, baik formal maupun informal, kredit usaha rakyat yang diperuntukkan bagi pekerja.

"Kesejahteraan buruh tidak bisa terus menerus dilihat dari segi upahnya saja, tetapi dilihat dari kemudahan dari akses transportasi, pelatihan, pendidikan, akses permodalan, dan sebagainya," katanya.

 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya