Liputan6.com, Jakarta - Medical Emergency Rescue Commitee atau (MER-C) menilai kematian para petugas Pemilu 2019 akibat kelelahan sebagai fenomena yang janggal. Lantaran dalam medis, kelelahan tidak dapat dijadikan sebab musabab seorang mengalami kematian.
"Kematian itu bukan karena kelelahan, pasti ada faktor lain. Seperti mungkin serangan jantung, gagal pernapasan, jadi bukan karena kelelahan lalu menjadi sebab meninggalnya seseorang," kata Presidium MER-C, dr Yogi Prabowo dalam jumpa pers di Kantor Sekretariat MER-C, Kramat Lontar, Jakarta Pusat, Jumat (3/5/2019).
Advertisement
Karenanya, MER-C akan melakukan tindakan pencegahan dengan terjun langsung ke beberapa wilayah Indonesia dengan dampak korban terbanyak. Hal ini dilakukan, karena MER-C melihat masih terbukanya peluang jatuhnya korban jiwa lebih banyak lagi bila tidak diberikan tindakan maksimal.
Advertisement
"Pasca-Pemilu korban hingga sekarang terus bertambah, data terakhir menyebut angka 400 jiwa, potensi bertambah masih ada, maka kami akan bentuk tim mitigasi kesehatan karena kami anggap ini seperti bencana," lanjut Yogi.
Call Center MER-C
Tim dokter MER-C, terdiri dari beragam bidang keahlian, seperti spesialis penyakit dalam, kardiologi, rehabilitasi medik, kedokteran kerja, neurologi, forensik, dan psikolog.
Selain terjun langsung, MER-C juga membuka call center Tim Bantuan Penanganan Medis Petugas Pemilu 2019, khusus di area Jabodetabek. Khalayak bisa menghubungi langsung kontak hotline 0811-990-176.
MER-C berharap, dengan adanya tim mitigasi dapat menghentikan jumlah korban jiwa yang masih berpotensi terus bertambah, dan juga dapat mengetahui, serta mengevaluasi bersama penyelenggaraan Pemilu di periode mendatang.
"Kami akan kordinasi ke rumah sakit dan para dokter yang merawat petugas Pemilu di RS setempat, untuk menangani korban yang lebih komprehensif," Yogi menandasi.
Â
* Ikuti perkembangan Real Count Pilpres 2019 yang dihitung KPU di tautan ini
Advertisement