Liputan6.com, Jakarta - Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade menelusuri temuan batu di mobil ambulans milik partainya. Menurut dia, dewan pimpinan pusat partai tidak memberi arahan para ambulans partai untuk merapat ke Jakarta pada aksi 22 Mei 2019.
"Tidak ada instruksi dari DPP untuk berangkat ke Jakarta, terus terang kami tidak tahu kenapa ada di sana, jadi kami juga menelusuri mengapa mobil itu ada di sana," kata Andre Rosiade, Kamis (23/5/2019).
Andre mengatakan, tim advokasi partai telah mengonfirmasi ke Polda Metro Jaya. Saat ini, pihaknya masih menggali informasi rinci dengan pihak terkait soal tudingan tersebut.
Advertisement
"Hari ini baru jam 10 pagi tim advokasi kami diberi kesempatan menemui yang ditahan, nanti kami beri informasi lebih lengkap lagi," jelas Andre.
Sebelumnya, pihak Polda Metro Jaya mengamanakan beberapa unit ambulans berlogo Partai Gerindra di tengah kerumumanan massa 22 Mei 2019. Mobil tersebut berisi batu tanpa alat medis seperti ambulans pada umumnya.
Ambulans tersebut dikendarai pria bernama Yayan. Menurut pengakuannya Yayan di Polda Metro Jaya, ia awalnya diperintah ke Jalan Tjokroaminoto, kantor Seknas Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.
Kemudian, ia diminta bergerak menuju Bawaslu sambil mengendarai ambulans tersebut hingga polisi melakukan pemeriksaan dan ditemukan batu-batu.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Polisi Dalami
Polisi menyita satu unit mobil ambulans berlogo partai politik yang berisi uang dan amplop usai kerusuhan massa di sekitar flyover Slipi dan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta dini hari tadi.
Polisi saat ini tengah mendalami keterlibatan partai politik dalam peristiwa tersebut. Polisi juga tengah mencari aktor intelektual dalam kerusuhan tersebut.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, pendalaman tersebut dilakukan dengan memeriksa saksi-saksi dan bukti-bukti yang ditemukan.
"Tentunya nanti para saksi yang mengetahui tentang skenario itu akan diminta keterangan. Kalau ada keterlibatan partai politik akan didalami terus siapa aktor intelektual di balik itu semua," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Advertisement