Liputan6.com, Tangerang - Para calon siswa bersama orangtua, Senin siang berbaur di Lapangan SMA Negeri 2 Tangerang, Banten. Mereka harus rela berjemur di bawah terik matahari menunggu panggilan nomor antrean.
Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Selasa (18/6/2019), seperti itulah potret pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini. Meski pendaftar sudah dibatasi hanya 400 orang, dengan syarat berdasarkan zona terdekat, antrean panjang tak terelakkan.
Baca Juga
Para orangtua dan calon siswa pun mengeluh karena pihak sekolah hanya membuka satu loket pendaftaran dan verifikasi data. Akibatnya, mereka harus menunggu hingga berjam-jam.
Advertisement
Situasi yang sama juga terjadi di Denpasar, Bali. Sejak Senin pagi, antrean panjang pengambilan token PPDB terlihat di SMP Negeri 2. Para orangtua mengaku kerepotan dengan sistem yang berlaku saat ini.
Sementara itu, pihak sekolah menyatakan antrean terjadi karena kurang pahamnya para orangtua siswa dengan sistem PPDB tahun ini.
"Token ini bukan cepat-cepatan, token ini untuk mencari nomor dan password. Sehingga mereka nanti bisa mendaftar sendiri," kata Ketua Panitia PPDB SMPN 2 Denpasar.
Sejumlah sistem baru yang diterapkan pada PPDB tahun ini seperti sistem zonasi dan daya tampung, sepertinya perlu disosialisasikan lebih gencar agar pelaksanaannya bisa berlangsung lebih baik. (Rio Audhitama Sihombing)