Baru Dipindahkan ke Rutan Gunung Sindur, Setya Novanto Mengeluh Sakit

Setya Novanto pun dipastikan mendapatkan penjagaan ketat lantaran sel tersebut diperuntukkan bagi warga binaan teroris dengan sistem pengamanan yang tinggi.

diperbarui 19 Jun 2019, 07:49 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2019, 07:49 WIB
Usai Diperiksa KPK, Setya Novanto Tenteng Tas Hitam dan Kotak Makanan
Terdakwa dugaan korupsi E-KTP, Setya Novanto menerobos kerumunan pewarta usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (20/2). Dia diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Anang Sugiana Sudihardjo. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Jakarta - Terpidana korupsi e-KTP, Setya Novanto, ditempatkan dalam sel yang biasa digunakan untuk menahan teroris di Rutan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Setelah dipindahkan, mantan Ketua DPR itu langsung mengeluh sakit. Namun, dia belum boleh dijenguk oleh pihak Rutan.

Kepala Rutan Gunung Sindur, Agus Salim, menuturkan selama di rutan, Setya Novanto mengeluhkan sakit yang dideritanya, seperti tangan yang bengkak di sebelah kiri.

"Mengeluh jantung, gula darah dan tangannya masih bengkak sebelah kiri. Karena dari Bandung kan juga baru pulang berobat," kata Sopiana, seperti dikutip dari Jawapos, Selasa (18/6/2019).

Ia menambahkan, pihaknya belum mengetahui apakah Setya Novantomenetap di Rutan Gunung Sindur untuk menjalani masa tahanannya atau akan kembali dipindahkan ke Sukamiskin.

"Belum ada yang menjenguk. Karena di rutan prosedurnya ketat. Hanya keluarga inti istri, anak, ibu dan bapak, lainnya tidak bisa," katanya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Dipantau 350 CCTV

Setnov pun dipastikan mendapatkan penjagaan ketat lantaran sel tersebut diperuntukkan bagi warga binaan teroris dengan sistem pengamanan yang tinggi.

"Penjagaan super ketat dengan dijaga 21 Brimob. Masuk rutan saja sulit. Tapi tidak ada penempatan khusus bagi Setnov. Semuanya sama seperti napi lain," kata Agus.

Dia menuturkan, ada 350 CCTV, sehingga dapat memantau seluruh narapidana.

"Anggota rutan gunsin ada 97 plus 1 peleton yang berjumlah 21 anggota Brimob. Bahkan, pemberian makan diantar oleh outsourcing yang masuk ke masing-masing sel, sehingga penghuni lapas tak makan di luar," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya