SAR Masih Terus Cari Helikopter TNI yang Hilang Kontak di Papua

Tim SAR gabungan masih terus lakukan pencarian terhadap helikopter milik Penerbad TNI AD jenis MI-17V5 dengan Callsign HA5138.

oleh Yopi Makdori diperbarui 29 Jun 2019, 20:08 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2019, 20:08 WIB
20151011-Helikopter
Ilustrasi helikopter.

Liputan6.com, Jakarta Tim SAR gabungan yang terdiri dari TNI, Polres Pegunungan Bintang, Basarnas Provinsi Papua dan sukarelawan masyarakat masih terus lakukan pencarian terhadap helikopter milik Penerbad TNI AD jenis MI-17V5 dengan callsign HA5138 yang dilaporkan hilang kontak sejak Jumat, 28 Juni 2019 kemarin. Kapendam XVII/Cendrawasi Kolonel Inf M. Aidi menyampaikan, pesawat hilang kontak di sekitar wilayah Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

"Hari ini 29 Juni 2019, upaya pencarian (masih) dilaksanakan baik melalui jalur darat, maupun jalur udara. Untuk jalur udara TNI telah mengerahkan dua unit helikopter Bell 412 milik Penerbad TNI AD dan pesawat CN235 milik TNI AU. Sedangkan jalur darat telah dikerahkan satu SSK personel SAR gabungan terdiri dari unsur TNI, Polres Pegunungan Bintang, Basarnas Provinsi Papua dan sukarelawan masyarakat," Kata M. Aidi melalui keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (29/6/2019).

Aidi mengungkapkan, selama pencarian di lapangan, Tim SAR gabungan terkendala oleh cuaca. Terlebih bagi pencarian yang dilakukan melalui jalur udara.

Sebagai informasi, wilayah Oksibil saat ini senantiasa ditutupi oleh kabut tebal. Menurut keterangan Aidi, pandangan di daerah tersebut begitu terbatas.

"Visibility yang sangat rendah hanya berkisar antara 10 hingga 50 meter, tentunya sangat membahayakan penerbangan. Hal ini menyebabkan pencarian lewat jalur udara untuk hari ini tidak dapat dilaksanakan secara maksimal," ungkap Aidi.

Semisal dengan jalur udara, jalur darat pun tak jauh beda. Menurut Aidi, Tim SAR dalam melakukan pencarian jalur darat terkendala oleh medan. Menurutnya, kontur medan di sana begitu terjal dan lebat dengan hutan. Terlebih lagi infrastruktur di sana juga amat terbatas.

"Sebagian besar antara satu daerah dengan daerah yang lain tidak terhubung dengan ruas jalan kendaraan darat. Sehingga hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki melalui jalan setapak atau menerobos hutan belantara," katanya.

Ditambah lagi, sulit untuk mendapatkan sinyal alat komunikasi di wilayah Pegunungan Bintang. Hal ini menurut Aidi semakin menyulitkan pencarian tersebut.

"Hal tersebut tentunya menghambat komunikasi dan informasi dari masyarakat," tambahnya.

 

Imbuan kepada Masyarakat

Karena sulitnya pencarian, Aidi mengandalakan pula informasi dari masyarakat, terutama yang tinggal di lokasi Pegunungan Bintang. Dirinya mengimbu masyarakat di sekira sana supaya segera melaporkan kepada pihak TNI bilamana mendapati tanda-tanda lokasi helikopter.

"Kami mengimbau kepada seluruh warga khususnya di sekitar lokasi wilayah Pegunungan Bintang, bila mendapatkan keterangan tentang kedudukan pesawat tersebut, atau ada warga yang melihat, mendengar indikasi kedudukan pesawat tersebut dapat menghubungi posko TNI di Koramil Oksibil atau di Base Ops Silas Papare Sentani Jayapura, atau dapat menghubungi nomor 08129625704," katanya.

Selain itu, Aidi juga mengimbu supaya masyarakat menghindari untuk memproduksi informasi bohong terkait peristiwa hilangnya helikopter tersebut.

"Namun demikian kami menghimbau juga agar warga menghindari membuat informasi-informasi menyesatkan di media sosial yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya," tutup Aidi.

Helikopter Hilang Kontak

Sebelumnya, Helikopter MI-17 dengan nomor registrasi HA-5138 milik Penerbangan TNI AD (Penerbad) masih hilang kontak di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang. Sesuai hasil komunikasi Lanud Silas Papare dengan Tower Oksibil atas nama Dita dilaporkan bahwa kontak terakhir helikopter MI pada pukul 11.49 WIT atau 5 menit dari tower bandara dengan ketinggian 7800 feet, 6 NM ke arah utara.

Juru bicara SAR Jayapura, Yadi menyebutkan hingga kini tim SAR belum mengetahui posisi koordinat hilangnya helikopter yang membawa 12 personel TNI AD itu. Helikopter MI-17 diterbangkan oleh pilot Kapten CPN Aris dengan misi pendistribusian logistik yang muatannya seberat 2.046 Kg, serta 200 liter avtur.

Ke-12 orang yang berada di dalam helikopter itu adalah Kapten CPN Bamban sebagai flight engineering, Kapten CPN Aris sebagai pilot, Serka Suriatna (T/I), Lettu CPN Ahwar sebagai pilot, Pratu Asharul sebagai mekanik, Praka Dwi Pur sebagai Mekanik, dan Serda Dita Ilham (Avionic).

Kemudian 5 orang personel Satgas Yonif 725/Wrg yakni Serda Ikrar Setya Nainggolan, Danru; Pratu Yaniarius Loe (Taban SO), Pratus Risno (Tabakpan 1/GLM), Prada Sujono Kaimudin (Tabakpan 2), dan Prada Tegar Hadi Sentana (Tabakpan 4).

Yadi menyebutkan untuk mencari informasi detail terkait hilang kontaknya helikopter MI-17 ini, esok hari akan dikirimkan 10 orang tim SAR dari Jayapura ke Oksibil.

"Kami sudah memiliki 2 personel SAR di Oksibil dan nanti tinggal ikut bergabung di lokasi. Hingga kini koordinasi masih dilakukan bersama tim lainnya," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya