Liputan6.com, Jakarta - Polisi menangkap orang-orang yang diduga terkait dengan grup WhatsApp Anak STM saat demo di DPR, Jakarta, beberapa hari lalu. Ini menindaklanjuti viralnya screenshot grup tersebut di media sosial yang berisi pembicaraan soal bayaran demo.
"Iya benar sudah ditangkap. Jam 1 akan kami rilis," kata Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (2/10/2019).
Grup WhatsApp mengatasnamakan anak STM seliweran di media sosial. Dalam beberapa grup para anggota membahas bayaran terkait demo yang dilakukan di Gedung DPR. Mereka bersungut karena duit tidak cair. Koordinator lapangan (korlap) menghilang tanpa jejak.
Advertisement
Para pelajar memang ikut turun ke jalan pada demo 24 September. Makin masif sehari kemudian. Banyak datang dari luar Jakarta. Lalu aksi dilanjutkan kemarin. Lagi-lagi berujung kerusuhan. Sejumlah pelajar diamankan.
Mungkinkah dalam hitungan hari mereka bertemu langsung berinisiatif membuat grup? Seperti *G30S STM ALLBASE, ANAK STM Kxxxx BACOT, STM SEJABODETABEK, STM/K BERSATU, STM Sejabodetabek, dan ORIGINAL Bxxxx COLLECTION.
Dalam screenshot grup-grup WhatsApp STM terkait demo pelajar itu, ada nomor telepon 0813xxxxx dengan nama A berada di dua grup. Lalu nomor telepon +1 (479)xxxxx dan +1 (606)xxxxxx. Setelah ditelusuri nomor pertama ternyata kode untuk wilayah Arkansas dan kedua Kentucky, Amerika Serikat.
Menurut Dedi, sejumlah pelaku yang diringkus memiliki peran berbeda-beda. "Ada kreator, admin, dan buzzer," tutup Dedi.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Polisi?
Warganet pun membongkar nomor-nomor yang terpampang di grup menggunakan aplikasi Truecaller dan GetApp Contact. Yang muncul justru nama-nama yang diduga sebagai anggota polisi.
Misal nomor 0813xxxx di grup *G30S STM ALLBASE. Setelah dicek muncul nama, pangkat dan tempat bertugasnya. Sedangkan nomor 0812xxxxx mencantumkan kata 'polisi' di belakang namanya.Â
Tak hanya itu, tim Merdeka coba menghubungi nomor-nomor di *G30S STM ALLBASE dan ANAK STM Kxxxx BACOT, semalam. Hanya ada tiga nomor yang aktif. Satu nomor 0852xxxx tersambung. Di ujung telepon terdengar suara seorang pria.
Ketika disebut namanya, dia langsung menjawab, "Siap". Kami coba menanyakan situasi di DPR, karena sejak sore demonstran berkumpul. Kemudian menjelang tengah malam terjadi bentrok.
Disebut apakah berdinas di salah satu kantor polisi Jakarta, pria itu membenarkan. Lantas, dia bertanya balik, "Izin, ini dengan siapa?" Setelah tahu dihubungi jurnalis, dia menjawab, "Saya tidak bisa kasih keterangan, silakan dengan yang lain." Telepon pun selesai.
Menanggapi itu, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyatakan, ada upaya propaganda di media sosial menggunakan cara tersebut. Dia berharap masyarakat bisa lebih bijak menerima informasi seperti ini di media sosial.Â
Advertisement