Kemenristekdikti Angkat Kisah Inspiratif Perjuangan Mahasiswa Bidikmisi Lewat Film

Film-film ini diharapkan dapat ditonton siswa SMA dan orangtua agar mereka yakin dapat berkuliah secara gratis dan mendapatkan biaya hidup hingga lulus.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 15 Okt 2019, 05:14 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2019, 05:14 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Kun Rohmatan Nazilah, meraih prestasi sebagai salah satu mahasiswa bidikmisi terbaik dalam gelaran Wisuda ke-120 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) bersama Eagle Institut Indonesia menyelenggarakan kompetisi film yang mengangkat perjuangan mahasiswa Bidikmisi di seluruh Indonesia.

Film-film ini diharapkan dapat ditonton siswa SMA dan orangtua agar mereka yakin dapat berkuliah secara gratis dan mendapatkan biaya hidup hingga lulus.

"Harapannya mereka mendapat inspirasi. Setelah itu mereka mendistribusi ke seluruh Indonesia, bahkan kepada mereka di luar kampus, mereka yang secara ekonomi kurang mampu bisa terinspirasi dari situ," ungkap Menristekdikti Mohamad Nasir di Cinema XXI, Plaza Senayan, Jakarta, Minggu (13/10/2019).

Nasir pun mendorong calon mahasiswa yang kurang mampu untuk mendaftar beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Nantinya, program pengembangan dari beasiswa Bidikmisi diharapkan dapat menampung 400.000 mahasiswa di tahun 2020.

“Harapannya dengan penerima lebih besar, 2020 hingga 2024 bisa dua juta (total penerima Bidikmisi dan KIP Kuliah) yang selama sembilan tahun ini 600 ribu," ucap Nasir.

"Untuk di negeri dan swasta itu sudah gratis dan biaya hidupnya tadinya dari 600 ribu, saya naikkan 650 ribu, sekarang saya naikkan jadi 700 per bulan dalam masa empat tahun. Jumlah yang kami berikan itu dulu 4,25 triliun. Sekarang mendekati 6 triliun khusus untuk beasiswa ini, jadi 6 triliun khusus untuk KIP Kuliah nanti," imbuhnya.

Nasir mengakui, dari ratusan ribu mahasiswa dan alumni Bidikmisi, ada banyak kisah inspiratif yang belum dieksplorasi. Salah satunya adalah kisah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana (Undana) yang dikunjunginya di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Orangtua menahan anaknya untuk kuliah. Kamu jangan kuliah. Bapak ibu tak punya uang. Kamu enggak bisa kuliah, tapi kebetulan oleh gurunya didorong. Ini pemerintah menyediakan anggaran sampai lulus. Ternyata dia bisa," Nasir mengakhiri.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

10 Film Ditampilkan

Kompetisi film dokumenter Bidikmisi ini adalah kerja sama Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa) Kemenristekdikti bersama dengan Eagle Institute Indonesia. Kompetisi ini dimulai saat Kemenristekdikti mengumpulkan 120 proposal film.

Para pembuat film ini kemudian diseleksi dan diwawancarai oleh Sutrada Riri Riza dan Gerzon Ayawaila, serta Sosiolog Universitas Indonesia Meuthia Ganie Rochman hingga terkumpul sepuluh proposal film terbaik. Kini, 10 cerita itu dikemas menjadi 70 menit dalam satu kesatuan antologi film dokumenter.

Adapun 10 film tersebut mencakup:

  1. Mimpi Di Atas Kursi Roda (Sutradara Morsed);
  2. Jasiner (Sutradara Abdul Malik);
  3. Kibar Layar Sang Anak Laut (Sutradara M. Andi Fikri);
  4. Keupula Change (Sutradara Nova Misdayanti);
  5. Anak Rantau Bergaji Dollar (Sutradara M. Ridwuan);
  6. Langkah Rubah Di Selatan (Sutradara Ani Ema Susanti);
  7. Obor Penyelamat Moro-Moro (Sutradara Andry Kurniawan);
  8. Sarjana Pelunas Janji Kemerdekaan (Sutradara Wisnu Dwi P);
  9. Asa di Tambang Pasir (Sutradara Firnando Alib); dan
  10. Mengarungi Mimpi Dari Saponda (Sutradara Tomy Almijun Kibu).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya